Page 345 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 345

ANGGOTA DPR SOROTI ANCAMAN MOGOK KARYAWAN PERTAMINA JELANG LIBUR
              NATARU
              Anggota Komisi VI DPR Deddy Yevri Sitorus mempertanyakan sikap dan ancaman mogok yang
              disampaikan  Serikat  Pekerja  Pertamina  yang  dinilainya  lebih  berbobot  politis  dari  pada
              perjuangan normatif buruh. Menurut Deddy, dalam surat ancaman mogok tersebut, tidak secara
              gamblang  menyebutkan  hal-hal  apa  yang  menjadi  masalah  antara  Serikat  Pekerja  dengan
              Pertamina. Misalnya, tak jelas poin apa dalam perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang
              dianggap merugikan pekerja, sehingga mengeluarkan ancaman mogok kerja itu.

              "Dan regulasi juga mengatur jika PKB yang baru tidak disetujui maka yang lama tetap dipakai
              hingga ada kesepakatan baru. Jadi tidak ada alasan untuk mogok secara besar-besaran," kata
              Deddy melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/12). Deddy menilai, ancaman mogok itu
              menimbulkan  kesan  Serikat  Pekerja  ingin  'menyandera'  jajaran  Direksi  Pertamina  disaat
              memasuki libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

              "Kesan saya, mereka ingin Pertamina lumpuh sehingga gagal mengamankan pasokan di masa
              liburan panjang ini," ujarnya.

              Anggota  Fraksi  PDI  Perjuangan  ini  berharap  agar  para  pimpinan  Serikat  Pekerja  Pertamina
              menjelaskan  masalah  sebenarnya  yang  mereka  tuntut  yang  menjadi  alasan  mengeluarkan
              ancaman mogok kerja.

              "Jika  tidak,  akan  berkembang  spekulasi  yang  merugikan  Pertamina  dan  Serikat  Pekerja  itu
              sendiri. Sudah banyak isu berkembang di luar yang menyatakan bahwa kemelut kali ini adalah
              bagian  dari  upaya  untuk  menjatuhkan  Dirut  belaka.  Sepertinya,  elite  Serikat  Pekerja  punya
              agenda lain dengan pihak-pihak yang ingin menduduki kursi direktur utama," urainya.

              Lebih  jauh,  Deddy  mengingatkan  seluruh  karyawan  Pertamina  mengenai  tugas  perusahaan
              negara itu dan pentingnya mereka bagi bangsa sebagai objek vital nasional. Oleh karena itu,
              Deddy meminta negara dan Direksi mengambil tindakan tegas sesuai regulasi jika elite Serikat
              Pekerja tetap memaksakan mogok besar-besaran di saat memasuki libur Nataru ini.

              "Saya berharap para karyawan kembali pada nurani masing-masing dan melihat apakah benar
              ada kegentingan yang memaksa hingga harus melakukan mogok massal saat ini. Serikat Pekerja
              akan berhadapan dengan rakyat banyak jika sampai pelayanan Pertamina terhenti saat sangat
              dibutuhkan, hanya karena ulah dan ambisi elitenya yang tidak jelas," pungkasnya.

              Sebelumnya, Serikat Pekerja PT Pertamina (Persero) yang tergabung dalam Federasi Serikat
              Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) akan melaksanakan aksi mogok kerja mulai 29 Desember
              2021 hingga 7 Januari 2022.

              FSPPB  juga  meminta  Menteri  BUMN  Erick  Thohir  memecat  Direktur  Utama  Pertamina  Nicke
              Widyawati. Berdasarkan surat pemberitahuan rencana mogok yang dikirimkan ke Menaker Ida
              Fauziya, ada lima alasan di balik rencana aksi tersebut.

              Pertama, tidak tercapainya kesepakatan untuk melakukan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) di
              Pertamina  antara  pengusaha  dan  pekerja  yang  diwakili  oleh  FSPPB.  Kedua,  pengusaha  dan
              pekerja yang diwakili oleh FSPPB gagal melakukan perundingan. Ketiga, tidak adanya itikad baik
              dari  Direktur  Utama  Pertamina  Nicke  Widyawati  untuk  membangun  industrial  peace  atau
              hubungan  kerja  yang  harmonis,  dinamis,  dan  berkeadilan.  Keempat,  tidak  diindahkannya
              berbagai upaya damai yang sudah ditempuh oleh FSPPB. Serta kelima, diabaikannya tuntutan
              kepada Menteri BUMN untuk mengganti Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dengan yang
              lebih baik. [bal].


                                                           344
   340   341   342   343   344   345   346   347   348   349   350