Page 219 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2021
P. 219

waktu lalu. "Dengan dinyatakan masih berlakunya UU Cipta Kerja oleh MK, sebagaimana yang
              telah disampaikan Bapak Presiden beberapa waktu yang lalu, seluruh materi dan substansi, serta
              aturan sepenuhnya tetap berlaku tanpa ada satu pasal pun yang dibatalkan oleh MK. Atas dasar
              itu, berbagai peraturan pelaksana UU Cipta Kerja yang telah ada saat ini, termasuk pengaturan
              tentang pengupahan masih tetap berlaku,"ujar Ida dalam keterangannya, Kamis (2/12).



              MENAKER SEBUT SELURUH ATURAN DI UU CIPTA KERJA TETAP BERLAKU

              Jakarta,  Gatra.com  Menteri  ketenagakerjaan  (Menaker),  Ida  fauziyah,  mengatakan  berbagai
              substansi  Undang-Undang  (UU)Cipta  Kerja  tetap  berlaku  meski  telah  dinyatakkan
              inkonstitusional  oleh  Mahkamah  Konstitusi  (MK).  Ida  menyebut  hal  tersebut  selaras  dengan
              pernyataan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

              "Dengan  dinyatakan  masih  berlakunya  UU  Cipta  Kerja  oleh  MK,  sebagaimana  yang  telah
              disampaikan  Bapak  Presiden  beberapa  waktu  yang  lalu,  seluruh  materi  dan  substansi,  serta
              aturan sepenuhnya tetap berlaku tanpa ada satu pasal pun yang dibatalkan oleh MK. Atas dasar
              itu, berbagai peraturan pelaksana UU Cipta Kerja yang telah ada saat ini, termasuk pengaturan
              tentang pengupahan masih tetap berlaku,"ujar Ida dalam keterangannya, Kamis (2/12).

              Ida mengatakan bahwa peraturan pelaksanaan klaster ketenagakerjaan yang menjadi mandat
              UU Cipta Kerja telah selesai dan diterbitkan sebelum putusan MK diumumkan. Alhasil, proses
              pengambilan  kebijakan  ketenagakerjaan  saat  ini  harus  tunduk  pada  aturan  tersebut,  tidak
              terkecuali mengenai pengupahan.

              "Oleh karenanya, saya kembali meminta kepada semua pihak, khususnya para kepala daerah
              untuk  mengikuti  ketentuan  pengupahan  sebagaimana  diatur  dalam  PP  36/2021.  Saya  juga
              mengingatkan bahwa dalam PP tersebut tidak hanya mengatur tentang UM saja, tetapi juga
              terkandung  aturan  struktur  dan  skala  upah  yang  harus  diimplementasikan  oleh  pengusaha,"
              tegas Menaker Ida.

              Lebih lanjut Ida menambahkan, soal UM merupakan instrumen jaring pengaman bagi pekerja
              atau buruh yang tidak boleh dibayarkan upah atau gajinya di bawah nilai UM yang berlaku pada
              satu wilayah. UM juga hanya berlaku bagi pekerja atau buruh dengan masa kerja maksimal 12
              bulan.

              Dalam pelaksanannya, UM tingkat provinsi atau UMP ditetapkan oleh gubernur setiap tahunnya.
              Gubernur juga dapat menetapkan upah minimum kabupaten atau kota (UMK) dengan catatan
              rata-rata pertumbuhan ekonomi kabupaten atau kota dalam 3 tahun terakhir, lebih tinggi dari
              rata-rata  pertumbuhan  ekonomi  provinsi,  atau  nilai  pertumbuhan  ekonomi  dikurangi  inflasi
              kabupaten atau kota yang bersangkutan selama 3 tahun terakhir selalu positif dan lebih tinggi
              dari provinsi.

              Selanjutnya, dalam penetapan UMK, gubernur dapat meminta pertimbangan Dewan Pengupahan
              Provinsi. UMK tersebut ditetapkan setelah UMP ditetapkan dan harus lebih tinggi dari UMP. Jika
              syarat tidak terpenuhi, maka gubernur tidak dapat menetapkan UMK.


              "Formula  UMP  dan  UMK  pada  PP  36/2021  ditujukan  agar  kesenjangan  upah  minimum
              antarwilayah, baik antarprovinsi maupun antarkabupaten atau kota tidak semakin melebar. Kita
              optimis dengan mengatasi jurang kesenjangan ini, daya saing akan terungkit, iklim investasi dan
              dunia usaha kian bergairah yang berdampak pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.
              Ujungnya, tentu kembali pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.




                                                           218
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224