Page 43 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 SEPTEMBER 2021
P. 43

KENAIKAN UPAH MINIMUM DIHARAPKAN PROPORSIONAL

              KETENAGAKERJAAN

              JAKARTA, KOMPAS - Kalangan buruh menolak penetapan upah minimum tahun 2022 sesuai
              Undang-Undang  Cipta  Kerja  mengingat  regulasi  sapu  jagat  itu  sedang  diuji  materi.  Buruh
              berharap tetap ada kenaikan upah yang proporsional tahun depan dengan menyesuaikan kondisi
              sejumlah sektor usaha yang sedang terdampak pandemi Covid-19.

              Besaran kenaikan upah yang diharapkan berkisar 5-10 persen dari tahun ini sesuai kondisi di
              masing-masing daerah. Upah minimum tetap diharapkan naik sebagai jaring pengaman yang
              bisa menjaga daya beli pekerja selama pandemi.

              Presiden  Konfederasi  Serikat  Buruh  Seluruh  Indonesia  (KSBSI)  Elly  Kosita  Silaban,  Rabu
              (29/9/2021),  mengatakan,  di  tengah  pandemi,  upah  minimum  tetap  perlu  dinaikkan  dalam
              jumlah yang proporsional dan mengacu pada kebutuhan hidup layak (KHL).

              Elly  mengusulkan  agar  upah  minimum  dinaikkan  dalam  kisaran  5-7  persen,  tetapi  tetap
              disesuaikan kondisi ekonomi saat ini. Artinya, beberapa sektor yang terpukul pandemi, seperti
              pariwisata dan transportasi, dapat dimaklumi dan dikecualikan. Namun, ada sektor lain yang
              bertahan, bahkan lebih untung.

              "Untuk  sektor  yang  masih  jalan,  sebenarnya  tidak  ada  alasan  untuk  tidak  menaikkan  upah
              minimum. Kami tidak mau bombastis, cukup 5-7 persen," kata Elly.
              Ia berharap Menteri Ketenagakerjaan tidak mengeluarkan surat edaran lagi seperti tahun lalu
              ketika upah minimum 2021 diputuskan tidak naik karena mempertimbangkan dunia usaha yang
              sedang terpukul pandemi. Pada penerapannya ada beberapa provinsi yang tidak mengikuti surat
              edaran dan menaikkan upah minimum.
              Menteri  Ketenagakerjaan  juga  telah  mengeluarkan  surat  edaran  lain  selama  pandemi  yang
              memungkinkan pelaku usaha mengurangi upah para pekerjanya. "Surat edaran-surat edaran itu
              banyak dijadikan legitimasi oleh pengusaha yang nakal untuk tidak menjalankan kewajibannya
              selama pandemi," kata Elly.

              Dalam konferensi pers terpisah, Rabu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)
              Said Iqbal mengusulkan kenaikan upah minimum di kisaran 7-10 persen, berbeda-beda di tiap
              daerah. Persentase itu didapatkan dengan mengacu pada hasil survei biaya kebutuhan hidup riil
              di tiap daerah dengan menggunakan komponen KHL.

              Komponen  KHL  itu  diatur  dalam  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  21  Tahun  2016
              tentang Kebutuhan Hidup Layak. Ada 60 item kebutuhan hidup yang berkisar dari komponen
              makanan dan minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi, dan rekreasi
              serta tabungan.

              Dalam UU Cipta Kerja, komponen KHL tidak lagi dijadikan pertimbangan saat menentukan upah
              minimum. Upah minimum ditentukan hanya berdasarkan rumus-rumus baku yang mengacu data
              statistik indikator makro ekonomi dari Badan Pusat Statistik (BPS).

              "Kami  sudah  melakukan  survei  ke  pasar  di  tiap  daerah  dan  sudah  didapatkan  rata-rata
              nasionalnya.  Ada  peningkatan  harga  beberapa  kebutuhan  hidup  di  pasar  sehingga  ketika
              dikalkulasi, dari 60 item itu muncul kenaikan rata-rata upah 7-10 persen," kata Said.
              Uji materi




                                                           42
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48