Page 148 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 08 JULI 2020
P. 148
DENGAN TEBUSAN UANG RP 15,5 MILIAR, ETY SELAMAT DARI ALGOJO DI ARAB
SAUDI, SEMPAT 18 TAHUN DIPENJARA
TRIBUNKALTIM.CO - Dengan tebusan uang sekitar Rp 15,5 miliar, Tenaga Kerja Indonesia (
TKI ) Ety binti Toyyib Anwar selamat dari hukuman pancung di Arab Saudi .
Sempat 18 tahun dipenjara, Ety akhirnya lolos dari hukuman mati.
Ia kembali ke Tanah Air, Senin 6 Juli 2020 dan disambut oleh salah satu pimpinan MPR RI.
Ety bebas setelah Pemerintah Indonesia membayar tebusan uang sekitar Rp15 miliar.
Ety merupakan TKI asal Majalengka yang sempat dituduh membunuh majikan dan dihukum
mati di Arab Saudi .
Saat tiba di Indonesia, ia dijemput Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid.
Jazilul menjemput kepulangan tenaga kerja Indonesia (TKI) saat tiba di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (6/7/2020).
Jazilul mengaku bersyukur hari ini ada satu nyawa warga negara Indonesia yang berhasil
selamat dan pulang ke Tanah Air.
"Alhamdulillah hari ini, kita saksikan nyawa satu warga negara Indonesia berhasil pulang. Karena
memang satu jiwa ini sangat berharga," ujar Jazilul, di lokasi, Senin (6/7/2020).
Dia mengatakan menyelamatkan satu jiwa atau nyawa sama dengan menyelamatkan semua
pihak.
Apalagi dalam keadaan pandemi covid-19 ini banyak pula warga yang meninggal.
Untuk itu, Jazilul selaku pimpinan MPR mengajak semua pihak untuk mengedepankan
kemanusiaan dan gotong royong kepada siapapun dan dalam situasi apapun.
"Makanya kami dari Pimpinan MPR mengajak selalu mengedepankan kemanusiaan,
kegotongroyongan di semua situasi pada siapapun. Apalagi pada pejuang devisa yang bekerja
di luar negeri," kata dia.
"(Ety binti Toyyib, - Red) Bekerjanya cuma 1 tahun 8 bulan, tetapi dipenjaranya 18 tahun.
Jadi ini tidak boleh terulang kembali kepada warga kita, saudara kita yang berjuang di luar
negeri yang kemudian kena kasus," imbuhnya.
Agar kasus serupa tak terulang kembali, Wakil Ketua Umum PKB tersebut mendorong
pemerintah untuk menyiapkan secara matang para pekerja migran Indonesia sebelum
pemberangkatan.
Dan apabila terjadi kasus serupa, kata dia, Pemerintah harus bergerak cepat agar WNI yang
tidak terlunta-lunta seperti Ety yang harus dipenjara hingga 18 tahun lamanya.
"Justru mulainya dari sebelum pemberangkatan kesiapan tenaga kerja kita penting, sehingga
tidak terjadi kasus yang awalnya dari kesalapahaman.
Kemudian kalau sudah terjadi kasus hendaknya harus bergerak cepat supaya tidak terlunta-
lunta sampai 18 tahun.
147