Page 158 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 JUNI 2020
P. 158

Sebelumnya  Pemprov  dengan  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Daerah  (DPRD)  Sultra  sepakat
              menunda sementara kedatangan TKA karena pandemi virus corona. Gubernur Sultra Ali Mazi
              mengatakan, pihaknya saat itu hanya meminta penundaan sementara kedatangan ratusan TKA
              China karena bertepatan dengan bulan Ramadan. Kata dia, karena Ramadan sudah selesai,
              maka mereka diizinkan memasuki wilayah di Sultra.

              "Sekarang  selesai  bulan  Ramadan,  mereka  datang  kembali  dan  semua  persyaratan  sudah
              dipenuhi," kata Ali Mazi seperti melansir cnnindonesia.com, Senin 15 Juni 2020 kemarin.
              Kata  dia,  Ratusan  TKA China  itu  datang  untuk bekerja  di  PT Virtue  Dragon  Nickel  Industry
              (VDNI), sebuah perusahaan modal asing (PMA) yang perizinannya diterbitkan pemerintah pusat.
              Meski  begitu,  dia  menegaskan  pihaknya  tetap  mengedapankan  protokol  kesehatan  terkait
              kedatangan para pekerja asal China tersebut karena masih dalam masa pandemi virus corona.
              "Kita  di  sini,  yah  namanya  investor  kita  harus  jaga  harmonisasi.  Agar  pengangguran  bisa
              berkurang. Ini sebuah kesyukuran karena perusahaan internasional datang berinvestasi Rp42
              triliun. Kita tinggal menjaga saja, kan ada protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan, jaga
              jarak. Masa terus covid tidak ada kerja, semua mati kelaparan kalau tidak ada kerja," ujarnya.

              Dia memastikan seluruh syarat telah dipenuhi ratusan TKA tersebut. Mulai dari karantina dan
              perizinan dari pemerintah pusat. Kedatangan TKA juga ini, menurutnya juga sudah tepat karena
              Indonesia sudah mulai memasuki new normal. Menurut dia nantinya, setiap satu TKA China
              nanti akan didampingi oleh lima sampai tujuh orang pekerja lokal.

              "Pemerintah daerah tidak boleh bertentangan dengan pemerintah pusat. Mereka ini tenaga ahli
              dan produksinya juga dari China. Bahasanya dari China semua," tegasnya.

              Di sisi lain, Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Saleh menegaskan, kedatangan TKA ini harus
              mengikuti prosedur tetap yang berlaku di Indonesia, khususnya terkait perizinan. Sebab selama
              ini  ada  kesalahan  dan  kelalaian  terhadap  WNA  yang  masuk  untuk  bekerja.  Misalnya,
              menggunakan visa kunjungan dan dugaan bukan tenaga ahli.

              "Harus dicek ulang apakah mereka tenaga ahli atau bukan," ucapnya.

              Kata dia, para TKA ini juga harusnya dikarantina di Jakarta, bukan di Kendari, masing-masing
              14 hari. Sebab, tidak ada jaminan seseorang dinyatakan negatif, terlebih mereka dari China,
              negara pertama penyebaran virus corona sebelum melanda secara global.

              Selanjutnya kata dia, sistem penggajian dan keterlibatan tenaga kerja lokal pun perlu dievaluasi
              terhadap perusahaan tersebut.

              Untuk itu, terkait kedatangan TKA ini perlu dibentuk tim terpadu untuk melihat pemenuhan
              syarat TKA China masuk di Sultra.

              "Dalam surat itu memprioritaskan pekerja lokal, kalau dia mengangkut tenaga kerja asing maka
              harus menyiapkan 5 ribu tenaga kerja lokal," tuturnya.

              Ipar Menkeu Jadi Komisaris BUMN, Konsistensi Sri Mulyani Dipertanyakan  Law-Justice.co adalah
              media  online  berita  investigasi  hukum  di  Indonesia.  Redaksi  mengedepankan  prinsip
              pemberitaan yang obyektif, cover both sides dan imparsial.

              (c) Copyright 2017 Law-Justice.co. Hak cipta dilindungi undang-undang..





                                                           157
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163