Page 33 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 06 DESEMBER 2019
P. 33
" Itu adalah pengalaman pertama saya, jadi ada perasaan tidak terima." "
Jangankan begitu, mandi kelihatan orang saja saya enggak bisa. Memang enggak
bisa seperti itu, keluarga saya aja enggak pernah melihat saya tanpa busana, jadi
saya merasa ada sesuatu yang diambil dari saya." " Itu yang membuat saya syok,
antara marah, sedih, enggak terima. Jadi sempat depresi seminggu dan enggak
ingat ngapain aja waktu itu." Meski sang majikan menginginkannya kembali ke
Hong Kong, namun ia masih ragu untuk kembali menjadi pekerja migran.
Direktur Perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri Indonesia, Judha Nugraha,
mengatakan perwakilan Indonesia di Hong Kong telah mengikuti dan mendampingi
kasus yang dialami Yuli.
" Yang bersangkutan didakwa melanggar ketentuan imigrasi Hong Kong yaitu
melebihi ijin tinggal atau overstay." Terkait kecurigaan Yuli atas motif penahanan
dirinya dan kecaman sejumlah organisasi, Judha mengatakan Pemerintah Indonesia
tak bisa berspekulasi tentang kaitan proses hukum yang dihadapi Yuli dengan
tulisan-tulisan yang dipublikasikannya, mengenai demonstrasi di Hong Kong.
" Karena sesuai fakta persidangan, yang bersangkutan terbukti bersalah karena
melakukan pelanggaran keimigrasian." " Pihak KJRI (Konsulat Jenderal RI) Hong
Kong senantiasa menghimbau masyarakat WNI di Hong Kong untuk selalu
menghormati dan mematuhi hukum setempat," terang Judha.
Di sisi lain, Yuli tak pernah merasa mendapatkan pendampingan atau bantuan dari
Pemerintah Indonesia melalui KJRI.
" Dan sampai Senin malam (2/12/2019), karena saya baru bisa mengakses hp saya
Senin malam, selama 28 hari di tahanan otomatis saya terpisah dari dunia luar, di
situ saya tidak mendapati satu pesan pun dari pihak KJRI yang menghubungi saya."
" Saya malah mendapati pernyataan sikap mereka di media. Jadi saya bingung, apa
maksudnya?," tutur Yuli kepada ABC.
Page 32 of 141.