Page 79 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JULI 2019
P. 79
yakni meminta data lengkap tenaga kerja yang bermasalah, salah satunya Turini .
"Tidak dapat ditindaklanjuti, karena tidak disertai data lengkap dari majikan. Salah
satunya harus ada tersebut," kata Yurnalis saat ditemui di Kantor Bupati Cirebon ,
Jalan Sunan Kalijaga, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon , Senin (22/7/2019).
Pada Maret 2019, KBRI mendapatkan informasi dari anak sulung Turini . Anaknya
itu telah tersambung dengan warga Filipina yang juga bekerja di rumah keluarga
Aun Nayyaf Al Utaebi.
Beberapa hari kemudian, kata Yurnalis, rekan Turini mengirimkan nomor kontak
salah seorang keluarga majikan Turini, yakni Faihan Al Utaebi dan langsung
dihubungi di waktu yang bersamaan.
"Pihak KBRI kemudian menanyakan kesiapan Faihan Al-Utaebi untuk memulangkan
Turini , serta membayar hak-haknya dan berjanji dalam waktu dua minggu akan
membayar semua hak-hak TKI," katanya.
Namun, pada 2 April 2019, pihak KBRI berkoordinasi dengan pihak kepolisian Kota
Dawadmi, lantaran keluarga majikan Turini tidak kunjung menepati janjinya atas
hak yang diminta Turini .
Yurnalis mengatakan, selama 21 tahun bekerja, Turini baru menerima gaji beberapa
riyal saja dan langsung ditransfer ke Indonesia, sedangkan 150.000 riyal lainnya
tidak dibayarkan oleh majikannya.
"Pada tanggal 2 Juli 2019 pihak majikan telah membayar semua sisa gaji PMI
sebesar 152.000 riyal di kantor KBRI, ternyata setelah dilakukan sidik jari di kantor
tasawul, identitas Turini tidak terekam di sistem online imigrasi Arab Saudi ,"
katanya.
Informasi yang berhasil dihimpun Tribun Jabar, pada 17 Juli 2019 Turini
mendapatkan visa exit dan pada 22 Juli 2019, Turini tiba di Jakarta, kemudian
langsung menuju rumahnya di Kabupaten Cirebon .
Nahasnya, selama 21 tahun bekerja di keluarga tersebut, Turini mengaku tidak
mendapatkan perlakuan menyenangkan dari majikannya itu, mulai dari tidak beri
gaji layak, proses pembuatan paspor, hingga menerima kekerasan verbal dari
anggota keluarga Aun Niyaf Alotibi.
Turini menuturkan, pada saat kontrak awal dengan perusahaan penyalur tenaga
kerja itu, ia hanya dijanjikan bekerja selama dua tahun, kemudian setelah dua tahun
meminta untuk pulang namun tidak diizinkan.
"Saya bingung, mau pulang tapi tidak tahu jalan. Kampung di sana sangat sepi,
majikan saya sangat kejam," kata Turini saat ditemui di Kantor Bupati Cirebon ,
Jalan Sunan Kalijaga, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon , Senin (21/7/2019).
Page 78 of 139.