Page 173 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 MARET 2020
P. 173

BNSP-KEMENDIKBUD SIAP WUJUDKAN LINK AND MATCH 149 SKEMA SERTIFIKASI
              NASIONAL
              JAKARTA  -  Badan  Nasional  Sertifikasi  Profesi  (BNSP)  bersama  Ditjen  Pendidikan  Vokasi
              Kemendikbud menandatangani 149 Skema Sertifikasi Nasional LSP P1 Pendidikan Tinggi Vokasi
              Direktorat Kemitraan serta Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri.

              Penandatangan  ini  dilakukan  Ketua  BNSP  Kunjung  Masehat  dan  Dirjen  Vokasi  Kemendikbud
              Wikan Sakarinto pada Kamis (25/3) di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta.

              Skema Sertifikasi Nasional ini ditujukan untuk mewujudkan link and match yang kini menjadi
              fokus  Pemerintah  dalam  menguatkan  pendidikan  vokasi  guna  menghasilkan  Sumber  Daya
              Manusia (SDM) Indonesia unggul melalui Sertifikasi Kompetensi.

              Keluarga Pendiri Diusir dari Rumah Dinas, USU: Aset Negara Tak Boleh Dimiliki Pribadi Catatan
              Sosiologis  Peta  Jalan  Pendidikan  Pada  acara  ini,  dilakukan  pula  Diskusi  Panel  mengenai
              kebutuhan  Industri  terhadap  Skema  Sertifikasi  yang  dihadiri  oleh  para  panelis  yakni  Dirjen
              Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Ketua BNSP dan Presiden Direktur PT. Trakindo Utama sebagai
              perwakilan industri.

              Adapun  yang  berperan  sebagai  pembahas  yakni  Deputi  Bidang  Kependudukan  dan
              Ketenagakerjaan Bappenas, Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Kemen-PUPR,
              Plt. Direktur Bina Standarisasi, Kompetensi dan Pelatihan Kerja Kemenaker, Direktur Pendidikan
              Tinggi  Vokasi  (PTV)  dan  Profesi  Ditjen  Diksi,  Ketua  Umum  Forum  Human  Capital  Indonesia
              (FHCI), Ketua Forum Direktur Politeknik Negeri dan Ketua Forum Lembaga Sertifikasi Profesi
              (LSP).

              Ketua  BNSP  Kunjung  Masehat  mengatakan,  acara  ini  bisa  menjadi  momentum  untuk
              menciptakan tenaga kerja berkompetensi tinggi sesuai dengan kebutuhan industri.

              "Saya melihat program link and match sebagai suatu kemajuan yang sangat signifikan untuk
              menghasilkan  tenaga  kerja  yang  kompeten  di  dunia  Industri  karena  saat  ini  Industri  sangat
              membutuhkan tenaga kerja yang berkompetensi tinggi," ujarnya.

              Penandatangan  Skema  Sertifikasi  Nasional  ini  dilatarbelakangi  dari  anggapan  pelaku  industri
              bahwa apa yang dipelajari peserta didik dalam Perguruan Tinggi tidak selaras dengan kebutuhan
              industri saat ini.

              Maka dari itu, dibuat Program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja
              Indonesia yang bernama program link and match. Dalam hal ini, Wikan Sakarinto selaku Dirjen
              Pendidikan Vokasi Kemendikbud mengatakan, program link and match ini dilaksanakan untuk
              menguatkan pendidikan vokasi guna menghasilkan SDM Indonesia unggul.

              Wikan menyebut, sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan Dunia Usaha dan
              Dunia Industri (DUDI) merupakan salah satu poin paket link and match keterlibatan DUDI di
              segala aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi.

              Paket link and match ini terdiri atas minimal 8+i poin yang bertujuan menguatkan kemitraan
              serta  penyelarasan  dengan  industri,  di  antaranya  kurikulum  yang  disusun  bersama  industri,
              pembelajaran berbasis project riil dari industri, dosen tamu/expert dari industri, magang, dan
              sertifikasi kompetensi.

              "Link and match sudah kita sepakati menjadi menu dan strategi besar untuk vokasi bersama
              industri.  Penandatanganan  skema  sertifikasi  yang  disusun  serta  disepakati  bersama  hari  ini
              levelnya sudah menikah. Skema sertifikasi ini adalah bentuk pengakuan terstandardisasi yang
              dipahami bersama oleh vokasi dengan industri, dan diregulatori BNSP," ujarnya.

                                                           172
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178