Page 77 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 MARET 2020
P. 77

BPJAMSOSTEK HARUS PERBAIKI DATA PESERTA DARI JASA KONSTRUKSI

              Jakarta, - Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar, mengatakan bahwa BPJamsostek
              harus  memperbaiki  data  peserta  dari  jasa  kostruksi  agar  keluarga  mereka  dapat  menerima
              manfaat  Jaminan  Kecelakaan  Kerja  (JKK)  dan  Jaminan  Kematian  (Jkm).  "Saya  menilai,  ada
              manfaat yang tidak bisa diterima oleh keluarga peserta JKK-Jkm, yaitu bagi keluarga peserta
              jasa  konstruksi  karena  ketiadaan  data  peserta  dan  keluarganya,"  kata  Timboel  pada  Jumat
              (26/3).

              Menurutnya, itu terjadi karena proses pendataan kepesertaan jasa konstruksi di program JKK-
              JKM tidak didasarkan pada data nama peserta, alamat, data keluarga, dan data lainnya, yang
              memang  diterapkan  untuk  kepesertaan  lainnya.  "Peserta  jasa  konstruksi  hanya  didaftarkan
              jumlah pekerjanya saja oleh pengusaha konstruksi, tidak ada data detail," ujarnya.

              Menurut  Timboel,  proses  pendataan  terhadap  peserta  jasa  konstruksi  ini  sudah  melanggar
              Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosal Nasional (SJSN)
              yang mengamanatkan proses pendaftaran. Bicara pendaftaran maka harus jelas siapa nama,
              alamat, keluarga, dan data lainnya yang didaftarkan ke BPJamsostek.

              "Faktanya,  data  tersebut  tidak  ada,  dan  ini  artinya  anak-anak  dari  pekerja  konstruksi  yang
              meninggal atau mengalami cacat total akibat kecelakaan kerja, tidak akan dapat beasiswa atau
              manfaat lainnya yang memang diberikan kepada ahli waris," ujarnya.

              Pendaftaran peserta jasa konstruksi ini sudah lama terjadi tanpa ada semangat memperbaikinya
              dari BPJamsostek. Perbaikan inipun pernah diminta Kementerian Ketenagakerjaan namun hingga
              saat ini, proses pendaftaran tidak berubah, masih seperti yang dahulu.

              Proses pendataan peserta jasa konstruksi harus diperbaiki oleh BPJamsostek, sehingga semua
              manfaat yang diamanatkan PP 82 Tahun 2019 junto PP No. 44 Tahun 2015 juga bisa dirasakan
              oleh  ahli  waris  peserta.  "Semoga  Direksi  BPJamsostek  yang  baru  memperbaiki  proses
              pendaftaran bagi peserta jasa kontruksi dan segera mendata ulang peserta jasa konstruksi yang
              ada dengan data yang lebih detail lagi," ujarnya.

              Timboel mengungkapkan, jaminan sosial kesehatan dan ketenagakerjaan harusnya memberikan
              banyak  manfaat  kepada  seluruh  rakyat  Indonesia.  Terkhusus  JKK  dan  Jkm.  Presiden  Joko
              Widodo (Jokowi) telah menaikkan manfaat JKK-Jkm yang diatur dalam PP No. 82 Tahun 2019.
              "Kenaikan  manfaat  tersebut  cukup  signifikan  dan  kenaikan  manfaat  tersebut  pastinya  akan
              mendukung kesejahteraan pekerja dan keluarganya," kata dia.

              Peningkatan manfaat beasiswa akan mendukung pendidikan anak-anak peserta. Selain manfaat
              yang meningkat, salah satu manfaat baru yang diatur adalah pelayanan home care bagi pekerja
              yang mengalami kecelakaan kerja dengan maksimal pembiayaan Rp20 juta.

              Ia berpendapat, pelayanan home care yang sudah diberikan bagi korban kecelakaan kerja juga
              seharusnya bisa dicontoh program JKN sehingga para lansia dan peserta JKN yang tidak bisa lagi
              ke fasilitas kesehatan (faskes) bisa dirawat di rumah. "Pelayanan home care ini pun akan juga
              bisa dimanfaatkan untuk pelayanan preventif dan promotif kepada keluarga dan  masyarakat
              sekitar," ujarnya.

              Manfaat program JKK-Jkm tentunya diberikan kepada semua peserta. Kepesertaan program JKK-
              Jkm terdiri dari pekerja formal, pekerja informal, pekerja jasa konstruksi dan pekerja migran
              Indonesia (PMI).

              Editor: Iwan Sutiawan.



                                                           76
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82