Page 49 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 MEI 2020
P. 49
Title SERIKAT BURUH: NEW NORMAL TIDAK AKAN EFEKTIF
Media Name kompas.com
Pub. Date 28 Mei 2020
https://money.kompas.com/read/2020/05/28/103700026/serikat-buruh--new- normal-
Page/URL
tidak-akan-efektif
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebutkan,
adanya penerapan tatanan normal baru atau "new normal" bakal meningkatkan
jumlah masyarakat positif terpapar virus corona (Covid-19).
Oleh karena itu, KSPI menyarankan agar pemerintah tidak menggunakan istilah
"new normal". Tetapi tetap menggunakan istilah jaga jarak fisik (physical distancing)
yang terukur. Misalnya, untuk kalangan buruh yang bekerja di perusahaan
diliburkan secara bergilir untuk mengurangi keramaian di tempat kerja.
"Dengan jumlah orang yang keluar rumah untuk bekerja berkurang, maka physical
distancing lebih mudah dijalankan. Inilah yang terukur. Di samping penyebaran
pandemik corona bisa ditekan, ekonomi bisa tetap bergerak dan tumbuh," ujarnya
melalui keterangan tertulis, Kamis (28/5/2020).
"Saat ini saja ketika masih diberlakukan PSBB banyak yang tidak patuh. Apalagi jika
diberi kebebasan," lanjut Iqbal.
Dia menegaskan, KSPI dan buruh Indonesia mendukung Presiden Joko Widodo
(Jokowi) dan pemerintahannya untuk memerangi penyebaran Covid-19 dengan
tetap mengkampanyekan physical distancing dan meminta buruh diliburkan secara
bergilir. Bukan menerapkan istilah "new normal" yang membingungkan para buruh
dan masyarakat kecil.
Said Iqbal menilai bahwa kebijakan "new normal" tidak tepat. Setidaknya ada lima
fakta yang menjadi alasan, antara lain:
Fakta pertama, jumlah orang yang positif corona masih terus meningkat. Bahkan
pertambahan orang yang positif setiap hari jumlahnya masih mencapai ratusan.
Fakta kedua, sejumlah buruh yang tetap bekerja akhirnya positif terpapar corona.
Hal ini bisa dilihat, misalnya di PT Denso Indonesia dan PT Yamaha Music
Manufaktur Indonesia ada yang meninggal akibat positif terpapar Covid-19. Begitu
juga di PT HM Sampoerna dan PEMI Tangerang, dilaporkan ada buruh yang OPD,
PDP, bahkan positif.
Fakta ketiga, saat ini sudah banyak pabrik yang merumahkan dan melakukan PHK
akibat bahan baku material impor makin menipis dan bahkan tidak ada. Seperti
Page 48 of 153.