Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 MEI 2020
P. 50
yang terjadi di industri tekstil, bahan baku kapas makin menipis.
Di industri otomotif dan elektronik, suku cadang makin menipis. Di industri farmasi,
bahan baku obat juga makin menipis. Sementara di industri pertambangan, jumlah
ekspor bahan baku menurun.
"Fakta ini menjelaskan, new normal tidak akan efektif. Percuma saja menyuruh
pekerja untuk kembali masuk ke pabrik. Karena tidak ada yang bisa dikerjakan,
akibat tidak adanya bahan baku," tegasnya.
Fakta keempat, PHK besar-besaran yang terjadi di industri pariwisata, UMKM, dan
sepinya permintaan yang diterima transportasi daring (online) hingga kini belum ada
solusi. Bahkan di industri manufaktur, ancaman PHK terhadap ratusan ribu buruh
sudah di depan mata.
Menurut Iqbal, saat ini yang dibutuhkan bukan penerapan new normal untuk
mengatasi ancaman PHK. Melainkan harapan bantuan langsung tunai dari
pemerintah yang seharusnya semakin dimaksimalkan.
"Seharusnya pemerintah memaksimalkan pemberian bantuan langsung tunai dan
memberikan subsidi upah. Bukan meminta bekerja kembali di tengah pandemi yang
mengancam hilangnya nyawa," tegasnya.
Fakta kelima, tanpa new normal pun, lanjut Iqbal, sebenarnya masih banyak
perusahaan yang masih meminta buruhnya tetap bekerja. Dengan demikian, yang
dibutuhkan para buruh dan pengusaha bukan "new nomal". Tetapi regulasi dan
strategi untuk memastikan bahan baku impor bisa masuk dan selalu tersedia di
industri.
Page 49 of 153.