Page 70 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 OKTOBER 2021
P. 70
"Beberapa waktu lalu salah satu negara bagian di AS mengontak kita untuk menjajaki
kemungkinan menerima PMI (pekerja migran Indonesia), terutama di sektor kesehatan,
manufaktur, dan agrikultur," tutur Anwar.
Ia mengatakan, permintaan terhadap pekerja migran Indonesia saat ini sangat besar, sekitar
30.000 orang untuk satu negara bagian.
Anwar menjelaskan pemerintah saat ini masih menjajaki peluang kerja sama itu. Peluang
tersebut diharapkan dapat memperluas pasar kerja bagi angkatan kerja dalam negeri yang
berjumlah sangat banyak.
"Secara pararel pemerintah juga terus melakukan berbagai upaya secara intens terkait
pelindungan PMI. Antara lain melalui penguatan peran Satgas Pelindungan PMI," ucap Anwar.
Sementara itu Direktur Jenderal Binapenta dan PKK Kemnaker, Suhartono, mengatakan,
Kemenaker telah menerbitkan SOP(standar operasional prosedur) Penyelenggaraan Layanan dan
Pelindungan PMI pada Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dan Lembaga
Pelatihan Kerja Luar Negeri (LPK-LN) /Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN)pada Masa
Adaptasi Kebiasaan Baru, untuk semakin mematangkan persiapan itu.
Ia menegaskan pihaknya sangat serius memantau penerapan protokol kesehatan terhadap P3MI
dan LPK-LN.
"Bukan hanya pada sarananya, namun juga calon PMI yang akan berangkat ke negara-negara
penempatan," ucap Suhartono.
Suhartono menyebut Indonesia satu-satunya negara pengirim tenaga kerja yang telah memiliki
SOP Penyelenggaraan Pelayanan dan Pelindungan PMI pada BLKLN/LPKLN dan Kantor P3MI.
Hal tersebut kata dia menunjukkan keseriusan Pemerintah Indonesia dalam rangka meyakinkan
Pemerintah Negara Tujuan Penempatan bahwa kita melindungi PMI, namun juga melindungi
warga negara mereka.
"Kami akan terus memantau dan menindak secara tegas, apabila ada P3MI/BLKLN/LPK-LN yang
tidak mematuhi Protokol Kesehatan yang berlaku", katanya.
Diketahui berdasarkan Kepdirjen Nomor 3/2748/PK.02.02/VIII/2021, sudah terdapat 56 negara
penempatan yang membuka pintu bagi PMI. Namun sebagian besar negara itu bukan menjadi
pilihan favorit bagi PMI.
69