Page 72 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 OKTOBER 2021
P. 72

Oleh karena itu kata politisi Partai Golkar ini dengan mempertimbangkan kondisi belum pulihnya
              seratus persen Covid-19, maka penetapan upah minimum tidak bisa memuaskan satu pihak saja,
              tapi harus kedua pihak, baik pengusaha maupun pekerja.

              Ia berpendapat, dalam menyikapi rencana kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2022,
              pemerintah juga harus mempertimbangkan perusahaan yang belum pulih dari dampak pandemi
              Covid-19.

              Kebijakan  itu  untuk  memberi  bagi  perusahaan  yang  masih berjuang  keluar  dari  krisis  akibat
              pandemi. ” Seperti menunda pemberlakuan kenaikan UMP untuk tahun depan,” kata Sukrowardi.

              Dikatakan pemerintah melalui Kemenaker berencana mengumumkan UMP tahun 2022 paling
              lambat tanggal 10 November 2021 tahun ini.

              Pembicaraan  terkait  UMP  tahun  2022  tersebut  ujarnya,  sedang  dilakukan  pembicaraan  dan
              dialog  antara  pemerintah  dengan  pihak  terkait  diantaranya  SPSI  dan  Dewan  Pengupahan
              Nasional (Depenas) Sukrowardi kembali menyampaikan harapannya pembicaraan UMP mampu
              menciptakan  sistem  pengupahan  yang  berkeadilan  bagi  pekerja  dengan  memperhatikan
              kemampuan perusahaan yang menyediakan lapangan kerja sesuai Peraturan Pemerintah (PP)
              Nomor : 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Namun demikian Sukrowardi memprediksi jika mengacu Undang-Undang Cipta Kerja kenaikan
              UMP tahun 2022 tidak signifikan hanya berkisar 2 sampai 3 persen.

              Sukrowardi  mencatat,  2021  tahun  ini,  sama  sekali  tidak  ada  kenaikan  UMP  karena  pandemi
              Covid-19. (nid/K-3)














































                                                           71
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77