Page 344 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 AGUSTUS 2021
P. 344

Di Indonesia, masalah korban TPPO tidak bisa dihukum, diatur dalam Undang-Undang Nomor
              21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan TPPO. Pasal 18 UU 221/2007. Regulasi itu menyatakan
              korban, yang melakukan tindak pidana karena dipaksa pelaku tindak pidana perdagangan orang,
              tidak dipidana.

              Prinsip ini menyatakan korban TPPO seharusnya tidak bisa dihukum atau dikenai sanksi lainnya
              atas pelanggaran yang dia lakukan akibat menjadi orang yang diperdagangkan yakni korban
              TPPO.

              Penjelasan Pasal 18 menyebutkan kondisi “dipaksa” dalam ketentuan tersebut yakni keadaan di
              mana seseorang atau korban disuruh melakukan sesuatu sedemikian rupa sehingga orang itu
              melakukan sesuatu berlawanan dengan kehendak sendiri.

              Bahkan, menurut Antonius, ketentuan dalam Pasal 18 UU No. 21/2007 dan Pasal 14 Ayat (7)
              Konvensi ASEAN menentang perdagangan orang, terutama perempuan dan anak. Hal itu sejalan
              dengan ketentuan Pasal 10 UU No. 31/2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.
              “Pasal ini menentukan bahwa saksi, korban, saksi pelaku, dan/atau pelapor tidak dapat dituntut
              secara hukum, baik pidana maupun perdata atas kesaksian dan/atau laporan yang akan, sedang,
              atau telah diberikannya, kecuali kesaksian atau laporan tersebut diberikan tidak dengan iktikad
              baik,” tegas Antonius.
              Sosialisasi

              Karena  itu,  sosialisasi  mengenai  larangan  korban  TPPO  dikriminalisasi  diharapkan  akan
              mengingatkan semua pihak tentang pentingnya perlindungan korban TPPO. “Ketentuan ini perlu
              disebarluaskan di antara aparat penegak hukum, masyarakat sipil, dan korban agar tahu haknya
              untuk bebas dari kriminalisasi dan melakukan perlawanan berdasarkan pasal non-punishment
              tersebut,” tegas Antonius.

              Analis Keimigrasian Ahli Utama pada Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak
              Asasi  Manusia  (Kemenkumham),  Ronny  F  Sompie  sependapat  korban  tidak  bisa  dipidana.
              Perlindungan korban TPPO juga diatur dalam Pasal 86 UU No 6 Tahun 2011tentang Keimigrasian
              yang menyebutkan, ketentuan tindakan administratif keimigrasian tidak diberlakukan terhadap
              korban perdagangan orang dan penyelundupan manusia.
              “UU Keimigrasian juga mengatur upaya preventif sebagaimana disebutkan dalam Pasal 89 ayat
              (3) yakni memberikan penyuluhan hukum kepada masyarakat bahwa perbuatan perdagangan
              orang dan Penyelundupan Manusia merupakan tindak pidana agar orang tidak menjadi korban,”
              kata Ronny.

              Sebaliknya, pelaku harus tetap dihukum, kendati ada persetujuan korban. “Pasal 26 UU No 21
              Tahun  2007  mengatur  bahwa  persetujuan  korban  perdagangan  orang  tidak  menghilangkan
              penuntutan tindak pidana perdagangan orang,” tegas Ronny.
              Pasal  27  UU  UU  Pemberantasan  TPPO  tersebut  juga  menjelaskan  pelaku  tindak  pidana
              perdagangan orang kehilangan hak tagihnya atas utang atau perjanjian lainnya terhadap korban,
              jika utang atau perjanjian lainnya tersebut digunakan untuk mengeksploitasi korban.

              Auktor intelektual harus dijerat

              Gabriel Goa, Direktur Advokasi Parinama Astha (ParTha) mengemukakan, korban TPPO tidak
              hanya dieksploitasi tetapi juga mengalami kekerasan fisik dan psikis hingga merenggut nyawa.
              Selain itu pihak aktor intelektual berkolusi dengan oknum aparat penegak hukum untuk lolos dari
              jeratan hukum TPPO.

                                                           343
   339   340   341   342   343   344   345   346   347   348   349