Page 198 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2021
P. 198

Ringkasan

              Ratusan  buruh  menggelar  aksi  flash  mob  sepanjang  Jalan  Raya  Kartini  hingga  Jalan  Raya
              Margonda,  Kota  Depok,  Jawa  Barat,  tepat  di  depan  gedung  Balai  Kota,  Rabu  (10/11/2021).
              Mereka membentangkan sepanduk dan melakukan orasi. Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal
              Indonesia (FSPMI) Kota Depok, Wido Pratikno, mengatakan aksi ini dilakukan untuk meminta
              Pemerintah Kota Depok melakukan udiensi. Menurutnya, ini merupakan aksi permulaan, apabila
              permintaan buruh tidak didengarkan akan ada aksi lanjutan.



              RATUSAN BURUH TUNTUT KENAIKAN UPAH DI DEPAN PEMKOT DEPOK

              Depok,  IDN  Times  -  Ratusan  buruh  menggelar  aksi  flash  mob  sepanjang  Jalan  Raya  Kartini
              hingga Jalan Raya Margonda, Kota Depok, Jawa Barat, tepat di depan gedung Balai Kota, Rabu
              (10/11/2021). Mereka membentangkan sepanduk dan melakukan orasi.

              Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Depok, Wido Pratikno, mengatakan
              aksi ini dilakukan untuk meminta Pemerintah Kota Depok melakukan udiensi. Menurutnya, ini
              merupakan aksi permulaan, apabila permintaan buruh tidak didengarkan akan ada aksi lanjutan.

              "Nah, hari ini perkiraan sekitar 500 orang buruh yang turun, kami tadi flash mob dari Kartini
              sampai sini Balai Kota Depok," ujar Wido, Depok, Rabu (10/11/2021).

              1. Buruh tuntut lima permintaan kepada Pemkot Depok Aksi buruh di depan Pemkot Depok (IDN
              Times/Dicky) Wido mengatakan, ada sejumlah tuntutan yang diminta buruh kepada Pemerintah
              Kota  Depok  untuk  disampaikan  kepada  Pemerintah  Provinsi  Jawa  Barat  maupun  pemerintah
              pusat.  Buruh  meminta  agar  Undang-Undang  Omnibuslaw  atau  Undang-Undang  Cipta  Kerja
              segera dicabut.
              "Undang-undang  ini  lahir  prematur,  undang-undang  omnibuslaw  disahkan  tanpa  naskah
              akademik. Harusnya kami lihat dan lihat kondisi saat itu, maka dari itu kami menuntut dicabut
              undang-undang omnibuslaw itu," ungkap dia.

              Selain itu, Wido menyebutkan, buruh menuntut kenaikan upah 10 persen. Seperti diketahui, saat
              ini kenaikan sembako dinilai luar bisa, mulai dari harga minyak, telur, dan kebutuhan pokok
              lainnya yang kenaikannya lebih dari 10 persen.

              "Kami  meminta pemerintah  pusat  tetap  berlakukan  undang-undang yang  sudah  ada, karena
              undang-undang omnibuslaw ini masih digugat di Mahkamah Konstitusi (MK)," tegas Wido.

              2.  Pemkot  Depok  diminta  tetap  memberlakukan  upah  minum  sektoral  Aksi  buruh  di  depan
              Pemkot  Depok  (IDN  Times/Dicky)  Wido  menuturkan,  selain  memberlakukan  undang-undang
              yang sudah ada, pemerintah harus tetap memberlakukan upah minum sektoral karena pekerja
              buruh ada yang bekerja di industri elektonik, pariwisata, otomotif, sehingga upah minimun wajib
              diundangkan dan disahkan.

              Namun  yang  lebih  penting,  Wido  melanjutkan,  pihaknya  meminta  pencabutan  surat  edaran
              menteri yang melarang bupati/wali kota merekomendasikan upah minimun.

              "Selain itu perjanjian kerja bersama tanpa omnibuslaw. Perjanjian kerja bersama yang ada di
              perusahaan itu sudah mencapai tingkat yang lebih baik dari undang-undang omnibuslaw, tapi
              gara-gara omnibuslaw perusahaan minta direvisi maka kami tolak," tutur dia.

              Wido menambahkan, Upah Minimum Kota (UMK) Depok sebesar Rp4,3 juta namun di undang-
              undang omnibuslaw yang disahkan hanya Upah Minimum Provinsi (UMP). Padahal, UMP Jawa

                                                           197
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203