Page 219 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2021
P. 219

INI PERTIMBANGAN KSPI MENGAPA DESAK KENAIKAN UPAH MINIMUM 2022
              SEBESAR 7-10%!
              Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  menyampaikan  alasan
              pihaknya meminta kenaikan upah minimum tahun 2022 sebesar 7-10 persen.

              " Berdasarkan hasil survei yang dilakukan KSPI di 10 provinsi, di mana di tiap provinsi dilakukan
              survei di 5 pasar tradisional dengan menggunakan parameter 60 item Kebutuhan Hidup Layak
              (KHL) sesuai UU No 13 Tahun 2003, didapatlah rata-rata kenaikan UMK/UMP adalah 7 persen-
              10 persen," tutur Said Iqbal lewat keterangannya, Rabu (10/11/2021).

              Alasan KSPI menggunakan UU No 13 Tahun 2003, karena saat ini buruh sedang menggugat UU
              Cipta Kerja di Mahkamah Konstitusi. "Karena judicial review UU Cipta Kerja belum incrah, maka
              Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang lama masih berlaku," kata Said Iqbal.

              "Bahkan jika menggunakan PP No 78 Tahun 2015, maka kenaikan upah minimum adalah berkisar
              6 persen. Hampir sama angka kenaikannya dengan mengacu pada KHL," lanjutnya.

              KSPI berpendapat, post Covid-19 maka daya beli atau purchasing power masyarakat dan buruh
              harus dikembalikan seperti awal, dengan dinaikkan upah minimumnya minimal 7 persen. Hal ini
              dilakukan agar konsumsi naik, sehingga otomatis pertumbuhan ekonomi ikut naik.

              Iqbal berpendapat, bagi perusahaan yang terdampak krisis ekonomi dan Covid-19, maka tidak
              perlu  menaikkan  UMP  atau  UMK  2022  yang  dibuktikan  dengan  audit  laporan  keuangan
              perusahaan yang mengalami kerugian dalam 2 tahun terakhir yang diserahkan ke Disnaker dan
              diumumkan ke buruh.

              "Bila pemerintah dan pengusaha tidak mempertimbangkan usulan buruh ini, maka akan ada aksi
              yang lebih luas dan lebih besar secara terus menerus," tegas Said Iqbal.
              Disampaikan Said Iqbal, hari ini tanggal 10 November terkonfirmasi ribuan buruh melakukam
              aksi di 20 provinsi dan melibatkan 1000 pabrik. Adapun tuntutannya adalah naikan UMK 2022
              sebesar  7  persen-10  persen,  berlakukan  UMSK  2022,  cabut  Omnibus  Law,  dan  PKB  tanpa
              Omnibus Law.


































                                                           218
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224