Page 251 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2021
P. 251

Sambung  Iqbal,  KSPI  berpendapat,  post  Covid-19  maka  daya  beli  atau  purchasing  power
              masyarakat dan buruh harus dikembalikan seperti awal. Salah satunya dengan dinaikkan upah
              minimumnya minimal tujuh persen. Hal ini dilakukan agar konsumsi naik, sehingga otomatis
              pertumbuhan ekonomi ikut naik.

              Iqbal berpendapat, bagi perusahaan yang terdampak krisis ekonomi dan Covid-19, maka tidak
              perlu  menaikkan  UMP  atau  UMK  2022  yang  dibuktikan  dengan  audit  laporan  keuangan
              perusahaan yang mengalami kerugian dalam dua tahun terakhir yang diserahkan ke Disnaker
              dan diumumkan ke buruh.

              "Bila pemerintah dan pengusaha tidak mempertimbangkan usulan buruh ini, maka akan ada aksi
              yang lebih luas dan lebih besar secara terus menerus," tegas Said Iqbal.

              Bertemu KSP Dalam unjuk rasa ini, Polres Metro Jakarta Pusat memfasilitasi perwakilan buruh
              untuk  bertemu  dengan  Kepala  Staf  Kepresidenan  (KSP)  Moeldoko.  Perwakilan  buruh  dapat
              menyampaikan tuntutannya langsung kepada Moeldoko.
              "Tujuannya  untuk  memberikan  tempat bagi  buruh  sehingga  nanti  sebagian  dari  mereka kita
              kondisikan untuk bertemu dengan KSP dan sampaikan tuntutannya," kata Kasatlantas Polres
              Metro Jakarta Pusat Kompol Purwanta.

              Sebanyak 2.114 personel gabungan dari Polri, TNI, dan Pemprov DKI Jakarta dikerahkan untuk
              mengawal  jalannya  aksi  unjuk  rasa  yang  digelar  bertepatan  dengan  Hari  Pahlawan  ini.
              Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, meminta maaf soal UMP DKI 2022
              yang belum ada angka pastinya. Kendati demikian, pihaknya mengaku akan mengkoordinasikan
              angka tersebut dengan semua pihak, termasuk buruh dan swasta.

              "Jadi mohon maaf, peningkatan UMP akan kita upayakan meningkat. Namun angkanya mungkin
              belum bisa sesuai dengan harapan kita bersama," kata Riza saat ditemui Republika.co.id di Ancol,
              Jakarta Utara, Ahad (7/11).
              Meski  telah  berdasarkan  penghitungan  rumus  pengupahan  yang  mengacu  pada  Peraturan
              Pemerintah  (PP)  Nomor  36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan,  Riza  mengaku  belum  bisa
              menyebutkan angka UMP 2022. Dia menambahkan, untuk mendapatkan persetujuan bersama,
              memang perlu ada kerjasama semua pihak.
              Terlebih, saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan para buruh disebutnya juga menginginkan
              adanya  peningkatan  upah  setiap  tahun.  "Begitu  juga  swasta,  mereka  ingin  ada  peningkatan
              karena itu bagian dan bukti pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan," jelas dia.

              Namun demikian sekali lagi, kata dia, pihaknya masih menghadapi Covid-19. Di masa pandemi
              saat ini, lanjut dia, ada masalah lain disamping masalah ekonomi yang harus dibetulkan. "Kita
              selesaikan bersama," ujar Riza.

              Terpisah,  anggota  DPRD  Fraksi  PDIP  Gilbert  Simanjuntak  mengatakan,  perhitungan  UMP
              memang tidak akan menyenangkan semua pihak. Utamanya, saat ada pihak yang mengharapkan
              kenaikan  besar,  sedangkan  kemampuan  membayar  swasta  dinilainya  masih  perlu
              dipertimbangkan. "Kenaikan itu juga tidak mudah dilaksanakan dengan kondisi ekonomi saat
              ini," tutur Gilbert.
              Dalam kondisi sekarang, lanjut dia, Pemprov DKI juga harus mengalokasikan anggaran yang
              cukup  untuk  UMKM.  Terlebih,  postur  APBD  disebut  dia  juga  kurang  mendukung  pemulihan
              ekonomi sektor tersebut.



                                                           250
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256