Page 157 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 157
"Menurut informasi, dokumennya ada, tapi kita akan dalami apakah sesuai regulasi atau tidak,"
lanjut Yuli Adiratna.
Dari hasil pengembangan sidak di Hotel Penuin Batam, Kemnaker menduga modus operandi
yang dilakukan yakni dengan cara mengoplos atau mencampur CPMI prosedural yang memiliki
dokumen dengan nonprosedural yang tak berdokumen.
Selanjutnya, Yuli Adiratna menegaskan pihaknya pun akan mendalami P3MI yang
bertanggungjawab menempatkan 45 CPMI yang dikarantina di beberapa hotel di kota Batam,
dan satu CPMI yang diduga ditempatkan secara non prosedural.
Atas temuan tersebut, Yuli Adiratna memastikan pihaknya terus menjalin komunikasi dengan
Pemda Kepulauan Riau (Kepri), Disnaker Kota Batam, dan BP2MI Kota Batam, untuk memastikan
apakah 46 CPMI tersebut sudah tercatat dalam Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri
(SISKOTKLN). Katanya, tim juga melakukan komunikasi dengan Satgas Covid-19 di Kota Batam
dan Provinsi Kepri, guna memastikan kesehatan para CPMI.
"Komunikasi ini untuk memastikan bahwa hotel tempat penampungan 46 CPMI tersebut
direkomendasikan sebagai salah satu tempat isolasi atau karantina sesuai protokol kesehatan,"
katanya seraya memastikan Tim telah berkoordinasi dengan Kepolisian, Disnaker Batam dan
BP2MI.
Koordinator Penempatan Hubungan Kerja dan Kebebasan Berserikat Dit. Binareksa Kemnaker,
FX. Watratan menambahkan, selaku penegak hukum ketenagakerjaan pihaknya akan
menindaklanjuti kasus ini sesuai ketentuan Undang-UU 18/2017 tentang Pelindungan Pekerja
Migran Indonesia, termasuk dugaan adanya tindak pidana ketenagakerjaan.
"Sidak ini merupakan respons cepat Kemnaker atas pengaduan masyarakat mengenai indikasi
adanya calon pekerja migran yang akan ditempatkan ke Singapura yang ditampung di lokasi
hotel berbeda di Batam," ujar FX Watratan didampingi Subkordinator Rizky Nasution.
Sementara itu, Kepala UPT Pengawasan Ketenagakerjaan Kota Batam, Sudianto mengatakan,
satu CPMI tak berdokumen telah dimintai keterangan di kantornya usai sidak. "Setelah ini, CPMI
bernama Ruwanti (41) tersebut, akan segera dipulangkan ke daerah asalnya di Banyumas, Jawa
Tengah," tandasnya.
156