Page 169 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 169
Judul Kemnaker Sidak Tempat Karantina Keberangkatan 46 CPMI di Batam
Nama Media tempo.co
Newstrend Sidak Tempat Karantina CPMI di Batam
Halaman/URL https://nasional.tempo.co/read/1495434/kemnaker-sidak-tempat-
karantina-keberangkatan-46-cpmi-di-batam
Jurnalis Tempo.co
Tanggal 2021-08-17 10:10:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Ringkasan
Pengawas Ketenagakerjaan bersama Tim Satgas Pelindungan PMI Kementerian Ketenagakerjaan
melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa hotel yang menjadi tempat isolasi bagi Calon
Pekerja Migran Indonesia (CPMI) di Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin, 16 Agustus 2021. Dalam
sidak tersebut, tim gabungan menemukan 46 CPMI yang ditampung di Hotel Penuin Batam,
Hotel Redlink, dan De Merlion Hotel.
KEMNAKER SIDAK TEMPAT KARANTINA KEBERANGKATAN 46 CPMI DI BATAM
Pengawas Ketenagakerjaan bersama Tim Satgas Pelindungan PMI Kementerian Ketenagakerjaan
melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa hotel yang menjadi tempat isolasi bagi Calon
Pekerja Migran Indonesia (CPMI) di Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin, 16 Agustus 2021.
Dalam sidak tersebut, tim gabungan menemukan 46 CPMI yang ditampung di Hotel Penuin
Batam, Hotel Redlink, dan De Merlion Hotel.
Di Hotel Penuin ditemukan 45 CPMI memiliki dokumen dan 1 CPMI tidak memiliki dokumen
lengkap. Ke-46 CPMI yang seluruhnya perempuan tersebut diduga akan diberangkatkan bekerja
ke negara Singapura. "Saat ini Tim masih mendalami dokumen yang dimiliki 45 CPMI tersebut,"
kata Direktur Binariksa Kemnaker, Yuli Adiratna melalui Siaran Pers Biro Humas Kemnaker di
Jakarta.
Yuli menjelaskan, ke-45 CPMI tersebut diduga diberangkatkan oleh beberapa Perusahaan
Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI). Salah satunya diduga dilakukan oleh PT CKS yang
berlokasi di Malang yang akan memberangkatkan 13 CPMI ke Singapura. "Menurut informasi,
dokumennya ada, tapi kita akan dalami apakah sesuai regulasi atau tidak," ujar Yuli.
Dari hasil pengembangan sidak di Hotel Penuin, Kemnaker menduga modus operandi yang
dilakukan yakni dengan cara "mengoplos" (mencampur) CPMI prosedural (memiliki dokumen)
dengan nonprosedural (tak berdokumen).
168