Page 175 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 175
Ringkasan
13 awak kapal Indonesia dilaporkan terlantar di Somalia selama kurang lebih delapan bulan.
Laporan ini disampaikan oleh Destructive Fishing Watch (DFW). Selain penelantaran, juga
terdapat satu orang jenazah ABK Indonesia dan satu orang yang hilang.
LAPORAN DFW: 13 AWAK KAPAL INDONESIA TERLANTAR DI SOMALIA SELAMA 8
BULAN
13 awak kapal Indonesia dilaporkan terlantar di Somalia selama kurang lebih delapan bulan.
Laporan ini disampaikan oleh Destructive Fishing Watch (DFW). Selain penelantaran, juga
terdapat satu orang jenazah ABK Indonesia dan satu orang yang hilang.
Mereka sebelumnya bekerja di kapal ikan berbendera Tiongkok yang berbeda-beda tapi dalam
satu grup usaha yaitu Liao Dong Yu, demikian disebutkan dalam rilis yang diterima Liputan6.com
dari DFW Indonesia, Senin (16/7/2021).
Kontrak kerja mereka satu tahun yaitu Desember 2019-Desember 2020. Setelah berakhirnya
masa kontrak, pihak agen perekrut di Indonesia dan perusahaan perikanan tempat mereka
bekerja di Tiongkok tidak memberikan kepastian tentang status kontrak yang sudah berakhir.
Saat ini ke-13 orang awak kapal perikanan tersebut terlantar di salah satu pulau negara Somalia.
Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Moh Abdi Suhufan
mengatakan bahwa penelantaran awak kapal perikanan Indonesia di Somalia ini telah dilaporkan
kepada pemerintah Indonesia melalui Kemlu, Kemenaker dan Kemhub sejak 29 Juni 2021.
"Sudah ada upaya pemerintah Indonesia namun sejauh ini belum berhasil mengevakuasi AKP
Indonesia yang terjebak di Somalia" kata Abdi.
Abdi berharap pemerintah Indonesia meminta bantuan lembaga internasional untuk
mengeluarkan mereka sebab posisi awak kapal perikanan tesrebut berada di lokasi yang sulit
dan sulit dijangkau.
"Para awak kapal perikanan tersebut menginformasikan jika agensi kapal China bekerjasama
dengan pihak tertentu di Somalia untuk bekerjasama menjaga mereka agar tetap terkurung pada
lokasi yang terisolasi," kata Abdi.
Abdi menambahkan bahwa posisi saat ini makin sulit karena ABK Indonesia perikanan tersebut
telah terisolasi dalam kurun waktu yang cukup lama dan tanpa kepastian.
"Mereka dalam kondisi stress, ketakutan, sakit dan ditakutkan akan mengambil tindakan nekad
seperti melarikan diri atau melompat ke laut," kata Abdi.
Berada di Kapal Tiongkok
Ke-13 awak kapal perikanan tersebut bekerjka di lima kapal ikan Tiongkok grup Liao Dong Yu.
"Berdasarkan pemantauan citra satelit yang kami peroleh saat ini terdapat dua kapal ikan yang
berada di area 1 mil perairan Bandar Bayla, patut diduga mereka terisolasi di kapal ini," kata
Abdi.
Adapun korban hilang dan meninggal dilaporkan terjadi pada kapal ikan Tiongkok bernama Liao
Dong Yu 571.
174