Page 236 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 236

Kepala Bidang Penempatan Perluasan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan
              Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar, Hendra Kusuma Sumantri mengatakan, sebelum pandemi,
              tingkat pengangguran terbuka di Jabar sebesar 7,9 persen.

              "Lalu naik menjadi 10 persen di 2020 dan mengalami penurunan di 2021 menjadi 8,92 persen.
              Jumlah pengangguran terbuka di Jabar sekitar 2,1 juta orang," ujar Hendra kepada Kompas.com
              di Bandung, Senin (16/8/2021).

              Hendra menjelaskan, penurunan yang terjadi dalam setahun ini disebabkan banyaknya intervensi
              yang dilakukan pemerintah termasuk hasil inovasi masyarakat.

              Jumlah itu, harus terus diturunkan. Sesuai pernyataan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, pada 2023,
              pihaknya menargetkan penurunan angka pengangguran menjadi 6,96 persen.

              Caranya dengan menggenjot tiga program. Yaitu buruh juara, migran juara, dan milenial juara.
              Tiga program ini dijalankan oleh sejumlah dinas.

              Seperti  program  petani  milenial,  dikerjakan  oleh  Dinas  Pertanian  Tanaman  Pangan  dan
              Hortikultura Jabar.

              Salah satu program yang digenjot olehnya adalah migran juara. Pihaknya tengah menyusun
              skema Jabar Migrant Service Center (JMSC).

              Ada 14 negara tujuan tenaga kerja migran Indonesia asal Jabar. Di antaranya Jepang, Korea
              Selatan, Malaysia, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Taiwan.

              "Potensi paling besar untuk bidang caregiver," ucap dia.

              Sebelum pandemi, jumlah pekerja migran asal Jabar mencapai 53.000. Saat pandemi, banyak
              negara tujuan yang menutup negaranya untuk pekerja migran.

              Akibatnya, jumlah pekerja migran yang pergi hanya sedikit sekitar 7.000-an.

              "Peluangnya masih besar, tinggal nunggu negara tujuan buka," kata dia.

              Seperti peluang bekerja di Jepang yang sangat besar. Untuk itu, pihaknya terus mempersiapkan
              SDM.

              Menurutnya, ketika negara tujuan buka, pekerja migran dari Jabar bisa langsung terbang.
              Sementara itu, Advisor ISO Jepang Yadi Suryadi mengatakan, Jepang membutuhkan 345 ribuan
              tenaga  kerja  asing  dari  Indonesia,  Vietnam,  Laos  Myanmar,  Filipina,  dan  sejumlah  negara
              lainnya.

              "Bonus demografi kita jadi sasaran Jepang," ucap dia.

              Untuk itu, Indonesia khususnya Jabar harus mempersiapkan SDM untuk 14 sektor yang dibuka
              Jepang.

              Salah  satu  syarat  yang  dibutuhkan  adalah  bahasa  Jepang.  Untuk  itu  pihaknya  menyiapkan
              pelatihan gratis bahasa Jepang bagi mereka yang ingin bekerja di Jepang.

              "Saat  ini  kepergian  pekerja  migran  tersendat.  Tapi  akan  ada  pembukaan  (penerbangan  ke
              Jepang) di Oktober 2021," pungkasnya.





                                                           235
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241