Page 288 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 288

ATURAN BARU HUBUNGAN KERJA SELAMA PANDEMI COVID-19, TERKAIT UPAH
              HINGGA PHK
              Jakarta Aturan baru hubungan kerja selama PPKM terkait WFH dan WFO, pemberian upah, dan
              juga  PHK  perlu  diperhatikan.  Hal  ini  terkait  dengan  Keputusan  Menteri  Ketenagakerjaan  RI
              (Kepmenaker) Nomor 104 Tahun 2021.

              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah menerbitkan aturan yang mengatur hubungan
              kerja di masa pandemi COVID-19. Hal ini khususnya berlaku di masa Pemberlakukan Pembatasan
              Kegiatan Masyarakat ( PPKM ).

              Seperti  yang  telah  disebutkan,  aturan  tersebut  tertuang  dalam  Keputusan  Menteri
              Ketenagakerjaan  RI  (Kepmenaker)  Nomor  104  Tahun  2021  tentang  Pedoman  Pelaksanaan
              Hubungan Kerja Selama Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

              Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Indah
              Anggoro  Putri,  menjelaskan,  Kepmenaker  No.104  Tahun  2021  mencakup  3  hal,  yaitu
              pelaksanaan WFH dan WFO, pemberian upah, dan PHK.

              Berikut  rangkum  dari  berbagai  sumber,  Senin  (16/8/2021)  tentang  aturan  hubungan  kerja
              selama PPKM.

              Aturan hubungan kerja selama PPKM yang pertama terkait dengan pelaksanaan WFH dan WFO.
              Pelaksanaan sistem kerja dari rumah atau Work From Home dan bekerja di kantor/tempat kerja
              atau Work From Office harus mengikuti beberapa pedoman.

              "Dalam Kepmenaker tersebut, kita sampaikan acuan atau pedoman bagi pengusaha dan pekerja
              yaitu pengusaha yang memberlakukan sistem kerja WFH tetap wajib membayar upah," kata
              Dirjen  Putri  dalam  keterangan  tertulis  di  Jakarta,  Senin  (16/8/2021)  Sedangkan  untuk  WFO,
              harus  diatur  persentase  pekerja  yang  bekerja  secara  WFO,  serta  pengaturan  shifting  atau
              pembagian waktu kerja dan hari kerja dalam satu bulan secara bergiliran.

              "Jam kerja juga diatur dengan sebaik-baiknya dengan mengutamakan mereka yang sehat. Bagi
              ibu hamil atau rentan sakit agar bekerja dari rumah saja," ujar Dirjen Putri.

              Aturan hubungan kerja selama PPKM yang kedua terkait dengan pelaksanaan upah dan hak-hak
              pekerja lainnya.

              "Dalam Kepmenaker tersebut, kita sampaikan acuan atau pedoman bagi pengusaha dan pekerja
              yaitu pengusaha yang memberlakukan sistem kerja WFH tetap wajib membayar upah," kata
              Dirjen  Putri  dalam  keterangan  tertulis  di  Jakarta,  Senin  (16/8/2021)  Selanjutnya,  dalam
              Kepmenaker  No.  104  Tahun  2021  ini  juga  dijelaskan  mengenai  perusahaan  yang  terpaksa
              merumahkan pekerja karena dampak pandemi COVID-19. Di mana pekerja/buruh tetap berhak
              atas gaji/upah saat dirumahkan.

              "Lalu perusahaan yang secara finansial tidak mampu membayar upah bagi para pekerja, maka
              pengusaha dan pekerja dapat membuat kesepakatan penyesuaian upah," jelasnya.

              Selain itu, perhitungan iuran manfaat jaminan sosial bagi pekerja, pesangon, dan hak-hak lain
              bagi  pekerja,  yang  dihitungkan  dengan  upah,  maka  harus  mengacu  kepada  upah  sebelum
              penyesuaian.

              Lalu ruang lingkup ketiga yang diatur dalam Kepmenaker 104 Tahun 2021 adalah pencegahan
              Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Ditegaskan dalam Kepmenaker ini, PHK adalah jalan terakhir




                                                           287
   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293