Page 376 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 376

MENAKER TERBITKAN ATURAN SOAL WFO, WFH, HINGGA DIRUMAHKAN, SIMAK
              POIN-POINNYA
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menerbitkan aturan yang mengatur hubungan kerja
              di masa pandemi Covid-19, khususnya di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
              (PPKM). Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI (Kepmenaker)
              Nomor 104 Tahun 2021. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
              Ketenagakerjaan Indah Anggoro Putri mengatakan, Kepmenaker No.104 Tahun 2021 mencakup
              3 hal.

              Pertama,  pelaksanaan  sistem  kerja  dari  rumah  dan  bekerja  dari  kantor  (WFH/WFO).  Kedua,
              pelaksanaan upah dan hak-hak pekerja lainnya. Adapun, ruang lingkup ketiga yang diatur dalam
              Kepmenaker 104 Tahun 2021 adalah pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

              "Dalam Kepmenaker tersebut, kita sampaikan acuan atau pedoman bagi pengusaha dan pekerja
              yaitu pengusaha yang memberlakukan sistem kerja WFH tetap wajib membayar upah," katanya
              melalui keterangan tertulis, Senin (16/8/2021).

              Sementara,  bagi  perusahaan  yang  terpaksa  merumahkan  pekerja  karena  dampak  pandemi
              Covid-19,  maka  pekerja  tersebut  tetap  berhak  menerima  gaji/upah.  Selain  itu,  Kepmenaker
              tersebut tertulis, bagi perusahaan yang secara finansial tidak mampu membayar upah yang biasa
              diterima  pekerja/buruh  karena  terdampak  pandemi  maka  pengusaha  dan  pekerjanya  dapat
              melakukan kesepakatan penyesuaian.

              Kesepakatan penyesuaian upah harus dibuat secara tertulis dan memuat besaran upah, metode
              cara pembayarannya seperti dibayarkan bertahap atau sekaligus, serta jangka waktu berlakunya
              kesepakatan.

              "Pengusaha  menyampaikan  hasil  kesepakatan  tertulis  tersebut  kepada  pekerja/buruh  dan
              melaporkan  kepada  dinas  yang  menyelenggarakan  urusan  pemerintahan  di  bidang
              ketenagakerjaan provinsi secara daring," jelasnya.

              Adapun  untuk  pekerja  yang  bekerja  dari  kantor/WFO,  harus  diatur  jumlah  persentase
              pekerjanya. Sekaligus diperlukam pengaturan pembagian waktu kerja (shifting) dan hari kerja
              dalam satu bulan secara bergiliran.
              "Jam kerja juga diatur dengan sebaik-baiknya dengan mengutamakan mereka yang sehat. Bagi
              ibu hamil atau rentan sakit agar bekerja dari rumah saja," katanya.

              Tujuan dibuatnya regulasi ini adalah upaya pemerintah mencegah Pemutusan Hubungan Kerja
              (PHK). Ditegaskan dalam Kepmenaker ini, PHK merupakan jalan terakhir apabila pandemi Covid-
              19 berdampak terhadap keberlangsungan usaha.

              "Tetapi PHK harus jalan paling akhir kalau sudah dilakukan upaya-upaya lain kemudian tidak ada
              jalan lain maka terpaksa PHK, namun harus suatu keputusan bersama antara pengusaha dan
              pekerja," ucap Putri.

              Jika  PHK  terpaksa  dibuat  karena  ketidakmampuan  finansial  maka  harus  dibuktikan  dengan
              laporan kondisi keuangan perusahaan yang menyatakan perusahan tersebut sudah tidak mampu
              atau pailit.

              "Dalam dialog bipartit dengan putusan PHK kiranya melibatkan dinas ketenagakerjaan setempat.
              Dan jangan lupa hak-hak pekerja ini harus tetap diberikan walaupun perusahaan itu bangkrut,"
              pungkasnya.



                                                           375
   371   372   373   374   375   376   377   378   379   380   381