Page 371 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 371

Ringkasan

              Pandemi  Covid-19  yang  berkepanjangan  membuat  pemerintah  harus  bertindak  cepat  dalam
              menerbitkan kebijakan baru di berbagai bidang, salah satunya sektor ketenagakerjaan. Sebagai
              wujud  respons  terhadap  dampak  pandemi  Covid-19  dalam  sektor  tersebut,  Kementerian
              Ketenagakerjaan (Kemenaker) telah menerbitkan aturan tentang hubungan kerja.



              RESPONS DAMPAK PANDEMI, KEMENAKER TERBITKAN ATURAN WFH, WFO, DAN
              PHK

              - Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat pemerintah harus bertindak cepat dalam
              menerbitkan kebijakan baru di berbagai bidang, salah satunya sektor ketenagakerjaan.

              Sebagai wujud respons terhadap dampak pandemi Covid-19 dalam sektor tersebut, Kementerian
              Ketenagakerjaan (Kemenaker) telah menerbitkan aturan tentang hubungan kerja.

              Aturan  itu  tertuang  dalam  Keputusan  Menteri  Ketenagakerjaan  (Kepmenaker)  Republik
              Indonesia (RI) tentang Pedoman Pelaksanaan Hubungan Kerja Selama Masa Pandemi Corona
              Virus disease 2019 (Covid-19).

              "Kepmenaker  merupakan  wujud  respons  kami  terhadap  adanya  dampak  pandemi  Covid-19
              dalam hubungan kerja. Utamanya, di masa pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat
              (PPKM)," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, dalam keterangan tertulis yang
              diterima Kompas.com, Senin (16/8/2021).

              Ia menyatakan, penerbitan Kepmenaker bertujuan untuk melindungi semua pihak dari dampak
              pandemi. Adapun pihak yang dimaksud, yaitu pemerintah, pengusaha, serta pekerja dan buruh.

              Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

              Daftarkan email Pandemi Covid-19, kata Ida, merupakan masalah bersama. Untuk itu, dalam
              penanganannya membutuhkan komitmen dan kerja sama semua pihak.


              "Dalam Kepmenaker kami juga ingin menekankan pentingnya dialog sosial," ucapnya.
              Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Hubungan Industrial dan
              Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI - JSK) Indah Anggoro Putri menjelaskan, Kepmenaker Nomor
              104 Tahun 2021 mencakup tiga hal.

              Pertama, kata dia, pelaksanaan sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH) dan bekerja
              di kantor atau work from office (WFO). Kedua, pelaksanaan upah dan hak-hak pekerja lainnya.

              "Dalam  Kepmenaker  tersebut,  kami  sampaikan  acuan  atau  pedoman  bagi  pengusaha  dan
              pekerja bahwa pengusaha yang memberlakukan sistem kerja WFH tetap wajib membayar upah,"
              imbuhnya.

              Sementara  itu,  lanjut  Putri,  untuk  sistem  kerja  WFO  harus  lebih  dulu  mengatur  persentase
              pekerja dari kantor.

              Aturan tersebut termasuk shifting atau pembagian waktu kerja dan hari kerja dalam satu bulan
              secara bergiliran.
              "Jam kerja juga diatur dengan sebaik-baiknya dengan mengutamakan pekerja yang sehat. Bagi
              ibu hamil atau rentan sakit diminta agar bekerja dari rumah saja," kata Putri.


                                                           370
   366   367   368   369   370   371   372   373   374   375   376