Page 366 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 366

KEMENAKER ATUR 3 HAL DALAM PEDOMAN HUBUNGAN KERJA DI MASA PANDEMI
              COVID-19, ADA SOAL UPAH
              Pemerintah  mengeluarkan  Keputusan  Menteri  Ketenagakerjaan  RI  (Kepmenaker)  Nomor  104
              Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Hubungan Kerja Selama Masa Pandemi Corona Virus
              Disease 2019 (COVID-19).

              "Kepmenaker ini adalah sebagai wujud respons Kementerian Ketenagakerjaan terhadap adanya
              dampak  pandemi  COVID-19  dalam  hubungan  kerja,"  kata  Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida
              Fauziyah, di Jakarta, Senin (16/8).

              Menurut Ida, penanganan dampak pandemi ini membutuhkan komitmen dan kerja sama semua
              pihak.

              "Oleh karena itu, dalam Kepmenaker ini kita ingin menekankan pentingnya dialog sosial. Karena
              kita ingin semua pihak benar-benar terlindungi dari dampak pandemi ini," kata Menaker Ida.

              Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Indah
              Anggoro Putri mengatakan Kepmenaker No.104 Tahun 2021 mencakup tiga hal.

              Pertama, pelaksanaan sistem kerja dari rumah atau Work From Home (WFH) dan bekerja di
              kantor/tempat  kerja  atau  Work  From  Office  (WFO).  Kedua,  pelaksanaan  upah  dan  hak-hak
              pekerja lainnya.

              "Dalam  Kepmenaker  tersebut,  kami  sampaikan  acuan  atau  pedoman  bagi  pengusaha  dan
              pekerja yaitu pengusaha yang memberlakukan sistem kerja WFH tetap wajib membayar upah,"
              kata Dirjen Putri.

              Sedangkan  untuk  WFO,  harus  diatur  persentase  pekerja  yang  bekerja  secara  WFO,  serta
              pengaturan  shifting  atau  pembagian  waktu  kerja  dan  hari  kerja  dalam  satu  bulan  secara
              bergiliran.

              "Jam kerja juga diatur dengan sebaik-baiknya dengan mengutamakan mereka yang sehat. Bagi
              ibu hamil atau rentan sakit agar bekerja dari rumah saja," kata Dirjen Putri menjelaskan.

              Dalam Kepmenaker No. 104 Tahun 2021 ini juga dijelaskan mengenai perusahaan yang terpaksa
              merumahkan pekerja karena dampak pandemi COVID-19. Di mana pekerja/buruh tetap berhak
              atas gaji/upah saat dirumahkan.

              "Lalu perusahaan yang secara finansial tidak mampu membayar upah bagi para pekerja, maka
              pengusaha dan pekerja dapat membuat kesepakatan penyesuaian upah," terang Dirjen Putri.

              Dirjen Putri menambahkan, perhitungan iuran manfaat jaminan sosial bagi pekerja, pesangon,
              dan hak-hak lain bagi pekerja, yang dihitungkan dengan upah, maka harus mengacu kepada
              upah sebelum penyesuaian.

              Adapun,  ruang  lingkup  ketiga  yang  diatur  dalam  Kepmenaker  104  Tahun  2021  adalah
              pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).


              Ditegaskan dalam Kepmenaker ini, PHK adalah jalan terakhir dan satu-satunya yang bisa diambil
              jika pandemi COVID-19 berdampak terhadap keberlangsungan usaha.

              "Tetapi PHK harus jalan paling akhir kalau sudah dilakukan upaya-upaya lain kemudian tidak ada
              jalan lain maka terpaksa PHK, namun harus suatu keputusan bersama antara pengusaha dan
              pekerja," kata Dirjen Putri menegaskan.



                                                           365
   361   362   363   364   365   366   367   368   369   370   371