Page 137 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2021
P. 137
Dia memaklumi, karena datangnya pandemi Covid-19, Kartu Prakerja juga berfungsi sebagai
program semi bantuan sosial, selain visi utama untuk meningkatkan keterampilan angkatan kerja
kita. Menurut Hermanto, pandemi ini merupakan hal besar yang sama sekali tak terduga.
"Maka wajar jika Kartu Prakerja yang sudah direncanakan dengan serius sebelum terjadinya
pandemi kemudian fungsinya menjadi semi bansos dengan tingginya penggunaan insentif untuk
kebutuhan pangan sehari-hari. Pada kenyataannya, banyak yang kehidupannya terbantu dari
program ini," urainya.
"Kartu Prakerja ini sudah punya segmen tersendiri. Tinggal kuatkan fungsi search and matchnya.
Baik dengan dunia kerja maupun lembaga pembiayaan," ungkap doktor ekonomi dari Lincoln
University, Selandia Baru ini.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa
Purbasari memaparkan bahwa ekosistem Kartu Prakerja sudah menjaring tiga job portal untuk
memberikan fitur 'job recommendation' di dashboard masing-masing peserta.
"Misalnya, seorang penerima Kartu Prakerja menyelesaikan pelatihan desain grafis, maka ia akan
menerima informasi lowongan pekerjaan di bidang itu di berbagai lokasi se-Indonesia," urainya.
Selain itu, masih bekerjasama dengan job portal yang sama, website prakerja.go.id juga memiliki
fitur ‘Tren Rekrutmen’ yang memberikan informasi bagi para peserta tentang pekerjaan apa yang
paling dicari saat ini.
“Di situ ada sepuluh besar lowongan pekerjaan yang paling dicari. Terus diperbarui dari bulan
ke bulan dan dibreakdown sampai provinsi,” kata Deputi Kepala Staf Kepresidenan 2015-2010
ini.
Untuk saat ini, sepuluh besar pekerjaan paling dicari yang tercantum pada ‘Tren Rekrutmen’
www.prakerja.go.id diduduki antara lain bidang penjualan ritel, pemasaran/pemgembangan
bisnis, IT-perangkat lunak, akuntansi umum/pembiayaan, penjualan-korporasi, personalia,
perbankan dan staf administrasi umum.
Denni menjelaskan, dengan 1.500 jenis pelatihan yang disediakan sekitar 180 lembaga pelatihan,
Kartu Prakerja bersuaha memenuhi kebutuhan para pencari kerja maupun sisi perusahaan
penyedia lapangan kerja.
“Ibarat makan prasmanan, kami sediakan semua. Para peserta bebas memilih sendiri lauk
pauknya. Kualitas dan harga pelatihan pun terjaga dengan baik karena setiap lembaga penyedia
pelatihan bersaing dalam mekanisme pasar yang teregulasi oleh Manajemen Pelaksana Kartu
Prakerja,” kata doktor ekonomi lulusan University of Colorado at Boulder Amerika Serikat ini.
Meski lahir dan beroperasi dari dana APBN, Denni meyakinkan bahwa Program Kartu Prakerja
menekankan diri menjadi produk yang menerapkan prinsip ‘costumer sentris’, yakni sebuah
layanan dengan menitikberatkan pada kepuasan konsumen.
“Kami bertekad menjadi sebuah produk, dan, layaknya sebuah korporasi, kami berjuang agar
produk ini jangan sampai jadi produk gagal. Bukan semata melakukan penyerapan APBN. Untuk
itu, kami harus mendengarkan suara konsumen di era end to end digital ini,” katanya.
Berbagai iterasi terus dilakukan Program Kartu Prakerja untuk meningkatkan perbaikan diri.
“Iterasi atau pembelajaran kami lakukan dengan mendengarkan suara konsumen secara terus
menerus, baik melalui komentar di media sosial maupun contact centre Prakerja,” urainya.
136