Page 127 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JUNI 2020
P. 127

KEPUTUSAN MENAKER IDA FAUZIYAH DIGUGAT PEKERJA MIGRAN KE PTUN

              Keputusan Menteri Ketenagakerjaan (Kemenaker) 151/2020 tentang Penghentian Sementara
              Penempatan Pekerja Migran Indonesia digugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

              Pihak penggugat beleid ini adalah Forum Komunikasi Pekerja Migran Indonesia (FKPMI).

              Kuasa Hukum FKPMI Zainul Arifin mengatakan bahwa pihaknya telah melayangkan gugatan via
              online agar beleid tersebut dibatalkan.

              "Hari ini tertanggal 11 Juni 2020, kami telah mendaftarkan melalui E-court Gugatan Online ke
              Pengadilan  TUN  Jakarta,  terhadap  Permohonan  Pembatalan  Keputusan  Menteri
              Ketenagakerjaan 151/2020," ujar Zainul Arifin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (11/6).

              Lebih lanjut, Zainul Arifin menjelaskan, dasar pertimbangan FKPMI melakukan gugatan karena
              melihat  Kepmenaker  151/2020  tidak  memberikan  kepastian  hukum  dan  kejelasan  terhadap
              nasib  Calon  Pekerja  Migran  Indonesia  (CPMI)  yang  gagal  berangkat  akibat  diterbitkannya
              keputusan tersebut.


              "Karena sejak diterbitkanya keputusan menteri ini belum ada keinginan Menteri untuk mencabut
              keputusan tersebut, sementara tidak ada solusi yang diberikan oleh pemerintah terhadap CPMI.
              Sehingga merugikan bagi CPMI," terangnya.

              Selain  itu,  Direktur  Pusat  Penyelesaian  Permasalahan  WNI  (P3WNI)  ini  juga  memandang
              kebijakan  Menaker  tidak  konsisten.  Sebab  menurutnya,  di  dalam  diktum  Kepmen  151/2020
              tersebut disebutkan bahwa bagi PMI yang telah memiliki visa kerja dan tiket transportasi ke
              negara tujuan penempatan dapat diberangkatkan ke negara tujuan penempatan

              "Namun  kenyataannya  tetap  juga  dilarang  bagi  CPMI  untuk  berangkat.  Sementara  negara
              penerima PMI sudah membuka bagi pekerja asing untuk bekerja di negaranya seperti di Hong
              Kong dan Taiwan," ungkapnya.

              "Bahkan  dipertegas  kembali  oleh  Dirjen  Penempatan  Tenaga  Kerja  Kementerian
              Ketenagakerjaan melalui suratnya bernomor 3/4961/PK.02.00/II/2020, menyatakan bahwa PMI
              yang telah memiliki ID dapat diberangkatkan untuk bekerja ke negara tujuan penempatan,"
              sambungnya.

              Berdasarkan pertimbangan tersebut, Zainul mengatakan bahwa Menaker bisa diduga melanggar
              Konsitusi  didalam  ketentuan  Pasal  27  ayat  (2)  UU  Dasar  Republik  Indonesia  1945  yang
              menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
              bagi kemanusiaan

              "Ayat ini memuat pengakuan dan jaminan bagi semua orang untuk mendapatkan pekerjaan dan
              mencapai tingkat kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Namun hak sebagai warga negara
              dihambat untuk dapat bekerja, sementara pemerintah tidak dapat memberikan solusi untuk
              kehiduan yang lebih baik," ucap Zainul Arifin.

              Lebih  jauh,  FKPMI  juga  menilai  Menaker  telah  melanggar  ketentuan  di  dalam  UU  18/2017
              tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dan UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.












                                                           126
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132