Page 44 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2021
P. 44
disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara Penganugerahan Keterbukaan
Informasi Badan Publik Tahun 2021 yang diselenggarakan secara virtual.
"Semua Badan Publik harus terus menggelorakan semangat keterbukaan dan akuntabilitas
informasi yang bertujuan untuk membangun kepercayaan dan dukungan masyarakat dalam
mengukuhkan semangat bernegara dan berkebangsaan yang demokratis," kata Ma'ruf Amin di
Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro 2, Jakarta Pusat, Selasa (26/10/2021).
Menurut dia, keterbukaan informasi publik akan mendorong partisipasi masyarakat dalam
mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik dan transparan. Sebab, kunci keberhasilan dari
keterbukaan informasi publik adalah kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan
para pemangku kepentingan. Setiap badan publik pun harus terbuka dengan kritik, saran, dan
masukan dari masyarakat. Termasuk mampu menyikapi kritikan dengan santun, baik, beretika,
bernorma, sesuai ketentuan dan adab yang berlaku dalam negara yang demokratis.
"Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia dituntut untuk melaksanakan
prinsip-prinsip demokrasi, di antaranya adalah prinsip keterbukaan informasi sebagai
perwujudan komitmen yang nyata dalam membangun pemerintahan yang terbuka, akuntabel,
partisipatif, dan inovatif," jelas Ma'ruf Amin.
Dia mengatakan, pemerintah sejauh ini berupaya melakukan pemenuhan dan pemerataan
informasi di seluruh Tanah Air. Langkah-langkah perbaikan dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain melakukan penguatan fasilitas, pemanfaatan teknologi informasi melalui sistem
layanan informasi berbasis digital, juga mengedepankan sarana prasarana yang mudah diakses
masyarakat.
"Komitmen ini tentunya harus menjadi perhatian bagi seluruh badan publik, untuk terus
mengembangkan informasi baru agar masyarakat dan bangsa kita semakin cerdas dan lebih
memahami berbagai perkembangan kebijakan pemerintah," kata Ma'ruf Amin .
Ketua Komisi Informasi Pusat (KIP) Gede Narayana melaporkan bahwa tahun ini pihaknya
melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keterbukaan informasi di 337 badan publik. Dari
jumlah tersebut, sebanyak 83 badan publik berhasil memperoleh predikat informatif, 63 badan
publik menuju informatif, 54 badan publik cukup informatif, 37 badan publik kurang informatif,
dan 100 badan publik tidak informatif.
"Secara garis besar harus digarisbawahi bahwa keterbukaan informasi publik di Indonesia
menuju ke arah perbaikan sebagaimana yang diamanatkan oleh UU nomor 14 tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik," ujar Gede.
Adapun sejumlah badan publik yang mendapatkan penganugerahan klasifikasi informatif dalam
kategori Kementerian antara lain Kementerian Pertanian dengan nilai 99,29; Kementerian
Komunikasi dan Informatika dengan nilai 99,21; dan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) dengan nilai 97,76; Kementerian Dalam Negeri dengan nilai 97,68;
dan Kementerian Ketenagakerjaan dengan nilai 97,48.
Kemudian Kementerian Keuangan dengan nilai 97,45; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi dengan nilai 97,40; Kementerian Koperasi dan UKM dengan nilai
97,27; Kementerian Luar Negeri dengan nilai 97,25; dan Kementerian Sekretariat Negara dengan
nilai 90,52. Untuk kategori pemerintah daerah, klasifikasi informatif diperoleh antara lain
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Provinsi Aceh, dan Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat..
43