Page 11 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JULI 2020
P. 11

Namun,  lanjut  Prof  Rully,  bila  dikucurkan  modal  baru  misalnya  dari  LPDB,  harus  dipikirkan
              matang-matang peruntukan usahanya jangan sampai macet karena pasar untuk produk-produk
              lama belum terbuka.

              Lebih  jauh,  Prof  Rully  mengakui,  hampir  semua  agendapemberdayaan  koperasi  dan  UMKM
              tersendat karena pandemi Covid-19."Namun, kita tetap berkomitmen ada progres kegiatan atas
              hal-hal strategis yang sudah direncanakan", tegas Prof Rully.

              Terkait pemberitaan media online di Sukabumi yang menyebutkan Perajin Cangkul Terkubur
              Cangkul, ProfRully menyebutkan, hal itu hanya terkendala masalah komunikasi belaka. Bahkan,
              soal pendataan KUMKM terdampak Covid-19 yang disebut tidak ada tindaklanjutnya, dataitusu-
              dah disalurkan ke Ke-mensos dan Kemenaker sebagai pelaksana program bantuan sosial.

              "Ke  depan,  kita  harus  lebih  meningkatkan komunikasi  secara  intens,  bila  terjadi  masalah  di
              lapangan. Jangan sampai menimbulkan disinformasi di tengah masvarakat", ucap Prof Rully.

              Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kopinkra Karya Pusaka Asep Rohendi mengaku tidak tahu
              pemberitaan terkait cangkul 'itu bisa menjadi polemik dan ramai di masyarakat.

              Asep  menjelaskan,  dirinya  berkunjung  ke  redaksi  sukabumiupdate.com  dan  bercerita  keluh-
              kesah tentang kondisi terkini yang sedang dihadapi koperasinya.
              "Saat MenkopUKM Teten Masduki berkunjung ke Kopinkra pada 22 November 2019 berencana
              akan membentuk Tim Kecil yang tidak pernah datang hingga saat ini", cerita Asep.

              Selain itu, Asep juga bercerita terkait pendataan KUMKM terdampak Covid-19 yang dianggapnya
              tidak ada tindak lanjutnya."Saya memang menumpahkan kekecewaan, tapi tidak menyangka
              pemberitaannya seperti itu", aku Asep.

              Asep juga mengeluh kondisi saat ini dimana selama empat bulan terakhir tidak ada pekerjaan
              sama sekali, hingga sudah merumahkan karyawan sebanyak 32 orang."Saya berharap ada solusi
              dan pembinaan dari Kemenkop-UKM", harap Asep lagi.


              Namun, Asep mengaku, sejak 4 Juli 2020 sudah mulai ada pekerjaan lagi, meski belum seperti
              kondisi normal."Kita juga akan memperbaiki proposal dana bergulir yang nantinya akan ldta
              ajukan kembali ke LPDB untuk memperkuat

              permodalan kita ke depan", tukas Asep.

              Siap Mendampingi

              Sementara itu, Dirut LPDB KUMKM Supomo menegaskan bahwa pihaknya siap mendampingi
              pelaku koperasi untuk menentukan skema pembiayaan yang pas dalam kondisi seperti sekarang
              ini. Pasalnya, setiap koperasi memiliki masalah yang berbeda-beda.

              "Kita  harus  jemput  bola.  Semua  masalah  bisa kita  diskusikan, pasti  ada  jalan  keluar",  ucap
              Supomo.

              Supomo mencontohkan koperasi yang ahli dalam membuat produk, tapi juga harus kuat dalam
              pemasaran produknya.

              "Oleh karenaitu, saatse-perti ini, harus ada pemikiran baru untuk memproduksi sesuatu yang
              baru, yangdibutuhkan pasar",papar Supomo.


              Menurut  Supomo,  jangan  sampai  pihaknya  mengucurkan  dana  bergulir  lalu  timbul  masalah
              (macet). Sebab, dana bergulir merupakan dana APBN yang harusdipertanggungjawab-kan.


                                                           10
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16