Page 149 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JULI 2020
P. 149
Ringkasan
Kedisiplinan pimpinan perusahaan dan pekerja dalam menerapkan protokol kesehatan di
tempat kerja amat krusial mencegah penularan Covid-19, terutama di industri berskala besar.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Taufik
Garsadi menyatakan, pihaknya intens memantau penerapan protokol kesehatan serta protokol
pencegahan Covid-19 di perusahaan-perusahaan.
BANYAK PERUSAHAAN DI JABAR SULIT GELAR SWAB TEST, ALAT TES HARGANYA
MAHAL DAN SULIT DIDAPAT
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG -
Sejumlah perusahaan atau industri di Jawa Barat merasa kesulitan melakukan tes swab
secara acak kepada 10 persen pekerjanya.
Hal ini disebabkan mereka kesulitan mendapat alat tes swab metode PCR tersebut.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat , Taufik
Garsadi, mengatakan selain karena keterbatasan alat, keberatan pun disampaikan karena harga
alat tes yang cukup mahal.
Namun demikian, mereka tetap berusaha melakukan tes supaya proses produksi di industri
tetap berjalan di tengah pandemi.
"Terkait dengan surat edaran Pak Gubernur untuk melakukan tes terhadap 10 persen karyawan,
memang laporan dari Apindo, katanya sangat berat sekali. Pertama dengan kondisi keuangan
perusahaan yang cukup berat karena dampak Covid ini. Kedua, memang pada saat ada
anggaran, dapat barangnya susah," katanya di Gedung Sate, Kamis (9/7/2020).
Para pengusaha sendiri, katanya, meminta bantuan pemerintah untuk bisa menyiapkan alat PCR
untuk tes swab tersebut.
Mengenai harganya, mengingat ada ribuan pekerja di setiap industri, katanya, hal ini dianggap
masih memberatkan.
Mengenai temuan kasus positif Covid-19 di PT Unilever, katanya, pihaknya bersama gugus
tugas sudah melakukan tracing dan pengetesan terhadap kontak erat dan karyawan lainnya.
Diketahui, penyebaran Covid-19 terjadi di kawasan kosan pekerjanya, bukan di industrinya.
"Hasil penelusuran dari gugus tugas, memang bukan berasal dari di kawasan industri, tetapi
pada saat karyawan ini di tempat kos, ini yang paling sulit memang karena dengan karyawan
yang OTG, pada saat masuk kerja, suhu tubuhnya apa normal. Tetapi dia membawa virus, ini
yang memang sangat sulit dicegah," katanya.
Kedisiplinan pimpinan perusahaan dan pekerja dalam menerapkan protokol kesehatan di
tempat kerja, katanya, menjadi faktor utama untuk mencegah penularan Covid-19 , terutama
di industri berskala besar.
Taufik mengatakan pihaknya intens memantau penerapan protokol kesehatan serta protokol
pencegahan Covid-19 di perusahaan -perusahaan.
"Kepala UPTD Wilayah I Bogor, Wilayah II Karawang, Wilayah III Cirebon, Wilayah IV Bandung,
dan Wilayah V Garut, serta kepala Balai Latihan Kerja (BLK) berkoordinasi dengan Disnaker
148