Page 33 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 09 JULI 2020
P. 33

"Sudah selesai harmonisasi, (draf) sudah di Setneg, tinggal ditandatangani presiden, mungkin
              dalam waktu yang tidak lama lagi Peraturan Pemerintah tersebut akan dirilis, itu salah satu
              inisiatif dari Kemenaker," ujar Ida saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (8/7).

              Pemerintah  menyiapkan  program  kelonggaran  pembayaran  iuran  BP  Jamsostek  untuk
              mengurangi  beban  likuiditas  pengusaha.  Pertama,  pemangkasan  iuran  program  Jaminan
              Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) akan dipotong 90% atau cukup dibayarkan
              pemberi kerja sebesar 10% setiap bulan selama tiga bulan. Ketentuan ini dapat diperpanjang
              lagi selama tiga bulan berdasarkan evaluasi pemerintah.

              Kedua, pembayaran iuran Jaminan Pensiun (JP) hanya sebesar 30% setiap bulan selama tiga
              bulan. Adapun iuran selebihnya yang sebesar 70%

              bisa ditunda pembayarannya sampai enam bulan.

              Ketiga, sedangkan untuk ketentuan iuran Jaminan Hari Tua (JHT) tidak dilonggarkan. Alhasil,
              iuran JHT tetap dibayarkan oleh pemberi kerja maupun pekerja sesuai dengan regulasi yang
              berlaku selama ini.

              Secara umum, nilai total pelonggaran tersebut setara sekitar Rp 12,36 triliun. Hitungan nilai
              tersebut berasal dari diskon iuran JKm Rp 1,3 triliun, diskon iuran fasilitas JKK Rp 2,6 triliun,
              dan fasilitas JP Rp 8,74 triliun. Alhasil, besaran dana ini bisa membantu likuiditas pengusaha.

              Direktur Utama BP Jamsostek Agus Susanto mengungkapkan, pelonggaran pembayaran iuran
              program  jaminan  sosial  yang  dikelola  oleh  BPJamsostek  telah  disetujui  pemerintah.  "Iuran
              program

              Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) rencananya dipotong 90% atau
              cukup dibayarkan pemberi kerja sebesar 10% setiap bulan. Hal ini dilakukan selama tiga bulan
              dan dapat diperpanjang tiga bulan lagi berdasarkan evaluasi pemerintah," ujarnya Rencana ini
              telah  digodok  sejak  akhir  April  2020  setelah  pemerintah  menyusun  insentif  kebijakan  untuk
              penanganan  Covid-19.  Pembahasannya  memang  alot  karena  selain  harus  menunggu
              persetujuan presiden juga harus memikirkan efek pemangkasan iuran BP Jamsostek.

              Dihantui PHK
              Di  sisi  lain,  dalam  dua  bulan  terakhir  sejak  pembahasan  rencana  tersebut,  banyak  terjadi
              pemutusan hubungan

              kerja  (PHK).  Sebagai  catatan,  pada  saat  mulai  pembahasan  agenda  ini,  angka  PHK  dan
              karyawan yang dirumahkan akibat pandemi Covid-19 mencapai 1,74 juta pekerja Menteri Ida
              berharap  agar  perusahaan  yang  telah  mendapatkan  insentif  dari  pemerintah  saat  pandemi
              Covid-19  tidak  melakukan  PHK.  Nyatanya,  menurut  data  Kadin  Indonesia,  jumlah  PHK  dan
              karyawan dirumahkan terus naik mencapai 6,4 juta orang.

              Situasi inilah yang juga menjadi pertimbangan daalam pembahasan rencana pemangkasan iuran
              BP Jamsostek Apalagi, kebijakan pemangkasan iuran BP Jamsostek iiii pun sempat dianggap
              kurang menguntungkan bagi pekerja dan pengusaha.











                                                           32
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38