Page 55 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 SEPTEMBER 2019
P. 55
Title CUKAI NAIK ANCAM INDUSTRI ROKOK, MENAKER: JANGAN ADA PHK
Media Name detik.com
Pub. Date 23 September 2019
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/4718031/cukai-naik-anc am-industri-
Page/URL rokok-menaker-jangan-ada-phk
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
Kenaikan cukai rokok 23% dan harga jual eceran (HJE) 35% tahun depan membuat
pelaku industri hasil tembakau harus melakukan rasionalisasi. Salah satunya
pengurangan karyawan alias pemutusan hubungan kerja (PHK).
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri meminta agar rencana tersebut tidak
dilakukan oleh industri hasil tembakau sebagai siasat masing-masing perusahaan
dalam menyikapi kenaikan cukai.
"Ya itu tergantung, tergantung dari siasat industrinya. Kalau kita sih mintanya
jangan ada PHK lah, walaupun cukainya naik," kata dia di Kantor Kementerian
Keuangan, Jakarta, Senin (23/9/2019).
Hanif meminta para pengusaha di industri rokok tidak mem-PHK karyawannya
dengan alasan tertentu. Itu terkait dengan kondisi dari tenaga kerja di bidang
tersebut. Ada dua alasan yang diungkapkan Hanif.
"Karena di industri rokok itu, itu kan didominasi oleh pekerja perempuan, terus
kemudian dari sisi umur juga relatively sudah, apa bahasanya, berumur lah,"
jelasnya.
Alasan kedua, lanjut dia yaitu rata-rata buruh di industri rokok memiliki tingkat
pendidikan yang terbatas. Entah bagaimana nasib mereka jika kena PHK. Untuk itu
lah diharapkan tidak ada pengurangan tenaga kerja.
"Kedua dari sisi pendidikan ya secara relatif sangat terbatas. Ya makanya kita
dorong agar mereka bisa mempertahankan itu," tambahnya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok
Indonesia (GAPPRI) Henry Najoan mengatakan sudah santer terdengar rencana
efisiensi tenaga kerja dengan mengurangi karyawan.
Namun dirinya belum mendapatkan laporan resmi dari para anggota GAPPRI. Dia
masih menunggu tiga bulan ke depan untuk mengumpulkan informasi tersebut.
"Oh belum karena kan peraturan itu belum keluar. Tapi suara itu sudah santer. Nah
bagaimana, akan terlihat itu paling tidak 3 bulan ke depan," kata dia di Kantor
GAPPRI, Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2019).
Page 54 of 135.