Page 58 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 SEPTEMBER 2019
P. 58
Title HANIF DHAKIRI UNGKAP PENYEBAB PEREMPUAN MEMILIH TAK BEKERJA
Media Name tempo.co
Pub. Date 23 September 2019
https://bisnis.tempo.co/read/1251368/hanif-dhakiri-ungkap-penyebab-per empuan-
Page/URL
memilih-tak-bekerja
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengakui partisipasi perempuan dalam dunia kerja
di Indonesia masih rendah. Saat ini, tak sampai 50 persen tenaga kerja berasal dari
kalangan perempuan.
"Partisipasi laki-laki di dunia kerja jauh lebih tinggi. Perempuan umumnya disuruh memilih
untuk bekerja atau mengurus keluarga," ujar Hanif dalam diskusi Economic Outlook 2020 di
Badan Fiskal, kompleks Kementerian Keuangan, Senin, 23 September 2019.
Hanif mengatakan fenomena ini terjadi karena ekosistem kerja di Indonesia, khususnya
yang menyangkut jam kerja, masih kaku. Ia mengatakan perempuan kerap dihadapkan
pada persoalan benturan waktu antara kerja dan urusannya sebagai ibu rumah tangga di
rumah.
Mantan anggota Komisi X DPR RI itu menyatakan ekosistem tenaga kerja Indonesia yang
kaku perlu ditransformasi supaya lebih fleksibel. Ia menyebut, dalam rencana pembangunan
ke depan, Indonesia mesti mementingkan pengembangan ekosistem kerja.
"Tujuannya untuk memajukan penciptaan tenaga kerja yang lebih banyak dan lebih
berkualitas. Kalau tenaga kerja sudah kuat, benar, on the track, ekosistem kerja akan kita
buat fleksibel," ucapnya.
Hanif mengimbuhkan, sejatinya persolan kualitas tenaga kerja Indonesia bukan hanya
terletak pada jam kerja yang kaku. Namun juga akumulasi waktu kerjanya yang kurang
kompetitif. Hanif menyebut, di Indonesia, rata-rata jam kerja per pekan hanya 40 jam.
Sedangkan jam kerja negara lainnya mencapai 48 jam per pekan.
"Di Indonesia, kita juga kekurangan sumber daya manusia yang siap masuk pasar kerja,"
ujarnya. Menurut catatannya, 58 persen penduduk Indonesia berpendidikan rendah
sehingga sulit masuk pasar kerja.
Sementara itu, hanya 2 dari 10 orang yang dinyatakan mengenyam pendidikan. Dua orang
itu rata-rata memperoleh akses pendidikan dengan baik dan siap berkompetisi di dunia
pekerjaan.
Untuk menggenjot kualitas sumber daya masyarakat, pemerintah akan menebalkan fungsi
vokasi. Dengan pelatihan khusus, masyarakat bisa menyesuaikan diri dengan pasar kerja
global. Pasar kerja diperkirakan berkembang pada 2020.
Page 57 of 135.