Page 272 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 272

APRISINDO NILAI KENAIKAN UMP 1,09% SUDAH IDEAL

              Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia ( Aprisindo ) Firman Bakrie menilai kenaikan
              upah minimum provinsi (UMP) rata-rata sebesar 1,09% di 2022 sudah ideal. UMP ini berlaku
              bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1 tahun pada perusahaan yang bersangkutan.

              “Kami melihatnya sudah ideal ya, ini kan acuan untuk pekerja yang masa kerjanya kurang dari
              1 tahun. Kita tidak bicara pekerja yang lulus kuliah, tapi ini pekerja yang baru lulus SMK, bahkan
              mungkin lulusan SMP yang banyak sekali di pabrik, kemudian mereka baru umur 18 tahun dan
              bekerja di pabrik. Ini acuan-acuan yang memang dipakai untuk itu,” kata Firman Bakrie kepada
              Beritasatu.com, Kamis (18/11/2021).

              Bila kenaikan UMP terlalu tinggi, menurut Firman, hal ini bisa membuat industri di Indonesia
              menjadi  tidak  kompetitif  dibandingkan  negara-negara  pesaing.  Pasalnya  selama  ini  kenaikan
              upah  di  beberapa  daerah  di  Indonesia  lebih  tinggi  dibandingkan  beberapa  negara  pesain  di
              ASEAN, sehingga ikut mempengaruhi ongkos produksi.
              Menurut Firman, sudah saatnya buruh juga memahami kondisi bisnis di tingkat global. Sebab
              ketika perusahaan menjadi kalah kompetitif, para buruh juga yang akan dirugikan.

              “Kita tidak semata bicara kondisi dalam negeri, tetapi juga berkompetisi secara global. Jadi saya
              rasa ini (kenaikan UMP 1,09%) sudah tepat. Kita tidak hanya bersaing dengan Vietnam, tetapi
              juga  Kamboja.  Kemudian  juga  ada  Afrika,  Bangladesh,  yang  secara geografis  mereka punya
              keunggulan lebih dekat dengan pasar utama kita ke Eropa. Kemudian nanti di Amerika juga ada
              Mexico dan negara-negara Amerika Selatan, sedangkan posisi kita jauh ke Eropa dan Amerika.
              Jadi mau tidak mau kita harus kompetitif dibandingkan pesaing kita,” kata Firman.

              Usulan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) agar upah minimum naik sekitar 7% sampai
              10%, menurut Firman, juga sangat sulit diwujudkan. Apalagi pertumbuhan ekonomi di negara
              tujuan ekspor alas kaki dari Indonesia juga tidak sebesar itu.
              “Yang juga perlu diingat, ini kan kondisinya masih pandemi yang membuat biaya produksi naik,
              biaya logistik naik, kemudian ada biaya tambahan untuk protokol kesehatan. Beberapa negara
              tujuan  ekspor  pasarnya  juga  masih  lesu.  Ini  semua  harus  menjadi  pertimbangan  dalam
              menentukan kenaikan UMP,” kata Firman.
              Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini Sumber: BeritaSatu.com




























                                                           271
   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277