Page 107 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2020
P. 107
neutral - Ni Made Pujawati (Kasubdit IV Bidang Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta)
Ditreskrimum Polda NTB) Jadi sekarang kasusnya masih dalam pemeriksaan saksi-saksi dan
dokumen. Nanti setelah semuanya rampung, langsung kita limpahkan ke jaksa peneliti
Ringkasan
Kepolisian Nusa Tenggara Barat kini sedang menangani kasus pengiriman pekerja migran
Indonesia ke negara Timur Tengah yang diduga tidak sesuai prosedur. Ni Made mengatakan
kasus pengiriman pekerja migran ini dilimpahkan ke Polda NTB, karena "locus delicti", yakni
perekrutannya terjadi di wilayah Kabupaten Lombok Timur.
POLDA NTB TANGANI KASUS PENGIRIMAN PEKERJA MIGRAN KE TIMUR TENGAH
Mataram - Kepolisian Nusa Tenggara Barat kini sedang menangani kasus pengiriman pekerja
migran Indonesia ke negara Timur Tengah yang diduga tidak sesuai prosedur.
"Jadi kasus ini pelimpahan dari Bareskrim Polri. Kini kasusnya sudah masuk penyidikan dan
sudah menetapkan tersangka," kata Kasubdit IV Bidang Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta)
Ditreskrimum Polda NTB AKBP Ni Made Pujawati di Mataram, Senin.
Ni Made mengatakan kasus pengiriman pekerja migran ini dilimpahkan ke Polda NTB, karena
"locus delicti", yakni perekrutannya terjadi di wilayah Kabupaten Lombok Timur.
Tersangka berinisial RT alias Rani (38), asal Kabupaten Lombok Tengah yang berperan sebagai
perekrut pekerja migran dengan korban yang diberangkatkan ke negara Timur Tengah pada
2018 berinisial FJ (24).
"Kegiatan perekrutannya itu di wilayah Pancor, itu pada 2018 lalu," ujarnya.
Modus operandinya, RT menyanggupi permintaan FJ untuk bekerja sebagai pembantu rumah
tangga (PRT) di Singapura, karena usianya masih di bawah standar kerja di negara tetangga
ini, yakni 22 tahun, maka RT memalsukan dokumen pribadi FJ.
"Standar usia pekerja migran bekerja di Singapura itu 23 tahun, saat itu FJ ini usianya masih 22
tahun. Dibuatkan dokumen pribadi oleh RT ini, mulai dari KTP sampai paspor, Dibuatkan itu
paspor melancong," ucapnya.
Setelah seluruh data dirinya lengkap, lanjut, Pujawati, dokumen pribadi RT diajukan ke
perusahaan tempatnya bernaung, yakni PT Pandu Abdi Pertiwi, yang saat itu berkantor di
Kabupaten Lombok Timur.
"Setelah semuanya lengkap, korban diberangkatkan ke Jakarta dan ditampung di BLKLN (balai
latihan kerja luar negeri)," ucapnya.
Selama mendapatkan pelatihan, jelasnya, tinggi badan FJ ternyata tidak memenuhi syarat
bekerja di luar negeri. Hal tersebut membuat FJ tidak lulus dan tidak mendapatkan sertifikat
dari BLKLN.
"Jadi karena tidak lulus, BLKLN mau mengeluarkan FJ, asal RT bayar uang pengganti. Untuk
satu orang harganya itu Rp10 juta. Itu katanya untuk biaya pengganti selama pelatihan
termasuk, makan, tempat tinggal, sama tiket keberangkatan dari Lombok ke Jakarta," katanya.
Karena itu, RT kemudian menawarkan penebusan FJ di BLKLN ke agen perorangan di Bekasi,
bukan ke perusahaannya yang kini dikabarkan telah bangkrut.
Setelah menyanggupi untuk membayar biaya tebus di BLKLN senilai Rp30 juta untuk tiga orang
yang tidak lulus, FJ akhirnya ditampung kembali oleh agen perorangan tersebut.
106