Page 45 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2020
P. 45
"BSU ini merupakan upaya pemerintah untuk menjaga daya beli dan konsumsi para pekerja atau
buruh yang terdampak COVID-19. Pekerja yang menerima upah dan sudah didaftarkan oleh
perusahaannya merupakan para pekerja yang terdaftar sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan",
kata Reza.
Lebih lanjut Reza menjelaskan, bahwa pihaknya telah mamvalidasi kriteria penerima manfaat
BSU ini secara teliti dan sahih, karena basis datanya adalah BPJS Ketenagakerjaan.
"Kriteria penerima manfaat BSU ini yaitu, Warga Negara Indonesia, pekerja anggota aktif
jaminan sosial yang dibuktikan dengan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sampai bulan Juni
2020, dan memiliki upah/gaji di bawah Rp5 juta. Selain itu kita menjaga agar prosesnya langsung
diterima penerima manfaat. Oleh karena itulah BSU ini kita transfer langsung ke rekening yang
bersangkutan", ujarnya.
Perlu diketahui, penerima manfaat BSU ini mencapai 12,4 juta jiwa dengan total anggaran yang
direalisasikan Rp 29,7 Triliun. BSU termin pertama pada periode September-Oktober 2020 telah
terealisasi sebanyak 98,8%. Artinya sudah 12,2 juta orang yang bantuannya sudah
terealisasikan. Sedangkan kini BSU telah mencapai tahap lima termin kedua pada periode
November-Desember 2020 yang sudah terealisasi ke 11 juta penerima manfaat atau 90%.
Demi menjaga transparansi, Kementerian Ketenagakerjaan telah menyampaikan pembaruan
data penerima tiap minggunnya. Basis datanya berdasarkan laporan bank. Selain itu upaya-
upaya transparansi terus dilakukan melalui proses pengawasan. Realisasi BSU ini telah diawasi
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Selain itu, Reza Hafiz menambahkan jika penerima bantuan telah meninggal dunia, maka BSU
tetap dapat diterima oleh ahli waris sah yang bersangkutan.
"Selama rekeningnya masih aktif, nantinya bisa dilakukan pemindahbukuan ke ahli waris",
katanya.
44