Page 40 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 MARET 2020
P. 40
Tiba pada suatu ketika, para pelaku mulai pasif menanggapi upaya komunikasi dari
orang tua kandung NW yang menginginkan anak balitanya itu kembali ke pangkuan
mereka.
"Orang tua kandung merasa keberatan awalnya, namun karena posisi pasutri ini
sangat dikenal dengan keluarga korban, akhirnya bilang 'ya sudah tolong
dipulangkan'," terang Dony.
Namun, belakangan diketahui jika nomor ponsel pihak orang tua kandung NW justru
diblokir oleh pihak pelaku, sehingga komunikasi di antara kedua belah pihak
terganggu.
Mendapati hal itu, orang tua NW melaporkan masalah tersebut ke Polis Diraja
Malaysia atau Kepolisian Kerajaan Malaysia.
Mengingat para terlapor merupakan warga Negara Indonesia, ungkap Dony, pihak
kepolisian Malaysia lantas berkomunikasi dengan KBRI di Malaysia.
Melalui komunikasi tersebut KBRI meneruskannya ke Divisi Hubinter Mabes Polri,
lalu ke Polda Jatim.
"Kami membentuk tim dari Polda Jatim dan dari Polres Pasuruan Kota dan
Alhamdulillah hari ini kami bisa mengamankan pasangan suami istri tersebut,"
pungkasnya.
Sebelumnya, pasutri itu terpaksa mempertanggungjawabkan perbuatanya setelah
membawa kabur seorang balita anak dari pasutri asal Selangor, Malaysia.
Kedua pelaku sudah membawa kabur NW (2) dari orang tuanya, kurun waktu empat
bulan, terhitung sejak Desember 2019 silam.
Modusnya, mereka memanfaatkan kedekatan dirinya sebagai tenaga kerja
Indonesia (TKI) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di dalam rumah
pasutri asal Selangor, Malaysia tersebut, berinisial R dan S.
Akibatnya kedua pelaku yang baru saja diringkus hari ini, bakal dikenai UU
Perlindungan Anak.
Sedangkan nasib NW, korban, akan dititipkan di Balai Penitipan anak, hingga kedua
orang tua kandungnya tiba di Indonesia. (Luhur Pambudi) Artikel ini telah tayang di
surya.co.id dengan judul Kronologi Kasus Pasutri TKI Asal Pasuruan Bawa Kabur
Balita Anak Majikan Warga Malaysia ke Indonesia.
Page 39 of 158.