Page 118 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JUNI 2020
P. 118

Jadi, mungkin juga di Indonesia, pola bekerja dengan waktu fleksibel ini akan menjadi konsep
              baru yang menarik, baik bagi perusahaan maupun bagi pegawai.


              Kesiapan perusahaan sendiri bagaimana?

              Survei ini melihat dari sisi pekerja. Para pekerja melihat perusahaannya siap dengan kebijakan
              ini dan menyiapkan pekerja agar bekerja di rumah ataupun bekerja dengan pola flexible time.
              Perusahaannya pun memberikan komunikasi instruksi yang masih jelas bagaimana pola kerja
              dan apa yang harus diselesaikan ketika karyawan bekerja di rumah.


              Dengan melihat hasil itu, apakah ke depan akan terjadi perubahan kebijakan kantor, seperti
              perekrutan pegawai, cuti, dan presensi?

              Sepertinya akan seperti itu. Semua sistem akan beradaptasi, baik dari sisi organisasi maupun
              dari  sisi  pegawai.  Untuk  sementara  ini  survei  yang  kami  lakukan  baru  dari  sisi  persepsinya
              pegawai. Mereka lebih memilih untuk fleksibel sehingga tidak jenuh di rumah, tapi juga tidak
              sepenuhnya kerja di kantor.


              Persepsi seperti ini mungkin akan ditindaklanjuti institusi, seperti meningkatkan infrastruktur
              atau  membuat  reorganisasi  bagi  struktur  perusahaan.  Persepsi  ini  akan  mengubah  persepsi
              perusahaan untuk mempertimbangkan adanya pola kerja waktu flleksibel sebab tren bekerja
              dari  rumah  sudah  ada  sejak  1980-an.  Kecenderungannya  itu  diterapkan  negara  maju  dan
              proporsi perusahaan yang membuat pola kerja ini semakin meningkat.

              Pandemi  ini  seharusnya  menjadi  momentum  bagus  untuk  perusahaan-peru-sahaan  untuk
              mencoba konsep bekerja di rumah (work from home) yang ideal seperti apa.

              Bagaimana semestinya pula pemerintah melihat dan merespons hal ini?

              Kemungkinan pekerjaan rumah pemerintah ialah perbaikan infrastruktur. Bisa jadi pemerataan
              di seluruh wilayah karena ini menjadi suatu hal yang penting bagi perusahaan dan institusi,
              yakni adanya teknologi informasi.


              Jadi, yang perlu dipertimbangkan apabila kebijakan flexible time dilakukan dalam skala nasional
              dan semua sektor ialah pemerataan infrastruktur dan meningkatkan literasi digital. Pemerintah
              perlu  membuka  payung  hukumnya  melalui  Badan  Kepegawaian  Negara  (BKN)  dan
              Kemenakertrans.  Karena  flexible  time  juga  menguntungkan,  perusahaan  lebih  efisien,  juga
              mengatasi masalah urban seperti kemacetan. (M-l)






















                                                           117
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123