Page 117 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JUNI 2020
P. 117

Walaupun pada faktanya mereka tidak bisa bekerja lebih panjang saat di rumah, mereka yakin
              akan selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Loyalitas terhadap perusahaan juga besar.
              Namun, ada poin yang tidak begitu besar soal kesediaan untuk bekerja keras untuk institusi.

              Kesediaan pekerja untuk bekerja melebihi target, cenderung sedikit.

              Bagaimana soal loyalitas pada pekerjaan, apakah WFH membuka peluang bagi para pekerja
              untuk kerja sambilan atau menerima tawaran lain?


              Variabel  ini  kami  ambil dari  jurnal,  'Saya  akan  menolak  pekerjaan  lain  di  luar  kantor  walau
              bayaran tinggi'. Ternyata hasilnya banyak yang ragu-ragu dalam variabel itu.

              Separuh  besar  responden  menyatakan  akan  tetap  mengambil  (pekerjaan  lain),  sementara
              separuhnya menyatakan tidak akan mengambil dan ragu-ragu. Pekerja yang memilih mengambil
              pekerjaan lain alasannya menyambung pada pertanyaan soal kompensasi. Sementara itu, yang
              menyatakan tidak mengambil pekerjaan tambahan, bisa jadi karena loyalitas tinggi.


              Bagaimana dengan kendala selama bekerja dari rumah?

              Kendala  utama  mereka  selama  kerja  dari  rumah  itu  distraksi  lingkungan  rumah,  bisa  dari
              pekerjaan domestik atau mengurus anak dan sebagainya. Lalu, ada kejenuhan dan isolasi sosial
              yang juga dominan di sini. Kegelisahan tentang berita covid-19 juga memengaruhi dan juga
              menjadi kendala selama bekerja di rumah.


              Yang  menarik,  ternyata  banyak  yang  berpendapat  kalau  infrastruktur  tidak  terlalu  menjadi
              kendala. Ini bisa juga karena mayoritas responden berada di kota besar, di Jakarta dan Jawa
              Barat yang kita tahu infrastrukturnya baik.

              Untuk teknologi, bagi mereka yang berusia di atas 40-50 tahun ada kesulitan. Bagi usia itu,
              berbagai  managemen  tools  dan  aplikasi  yang  ada  tetap  terasa  sedikit  membantu.  Aninya,
              mereka perlu adaptasi lagi.


              Jadi, model kerja seperti apa yang diinginkan pekerja saat pandemi masih berlangsung?

              Pada akhirnya mereka lebih senang untuk memiliki flexible time dalam bekerja. Ini salah satu
              output yang menarik, pengalaman bekerja akibat PSBB ini. Pekerja berharap dalam konteks new
              normal,  pekerjaan  dapat  dilakukan  dengan  fle-xible  time.  Artinya,  beberapa  hari  dalam
              seminggu mereka bekerja di rumah, beberapa hari lainnya mereka bersedia bekerja di kantor.


              Di  beberapa  negara,  seperti  di  Jerman  dan  Belgia,  bahkan  sudah  masuk  ke  peraturan
              pemerintahnya bahwa pegawainya diberi hak untuk me-request flexible time ketika dia masuk
              kerja. Mereka tidak setuju juga jika harus bekerja di rumah terus-menerus seminggu. Sebanyak
              80% guru dan dosen juga menyetujui konsep flexible time ini. Sebenarnya ini bagi mereka
              seperti  campuran  antara  kuliah  jarak  jauh  dan  tatap  muka  di  kelas.  Beberapa  kampus  di
              Indonesia pun sejak sebelum pandemi juga telah melakukan belajar jarak jauh ini. Jadi, bukan
              hal yang baru.

              Pada pegawai swasta, mereka menganggap kerja dengan waktu fleksibel itu penting. Mereka
              kurang setuju apabila WFH terus-menerus karena merasa memiliki tekanan yang lebih besar.



                                                           116
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122