Page 26 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 08 MARET 2019
P. 26
karena meninggalkan keluarganya selama mengikuti pelatihan hingga mendapatkan
pekerjaan. Namun, Menteri Hanif enggan berbicara soal besaran uang yang akan
diterima oleh para penerima kartu tersebut.
"Setelah punya skill baru, dia harus punya waktu untuk cari kerja. Pada saat
pelatihan dan cari kerja baru, keluarganya siapa yang urus? Itu maksudnya kenapa
insentif-insentif itu diperlukan. Bentuknya seperti apa, besarnya seperti apa, nanti
lah," jelas dia.
Menteri Hanif menyebut bahwa kartu Prakerja ini menjawab permasalahan
pengangguran di Indonesia, yang disebabkan oleh ketimpangan keahlian (skill gap).
Dia mencontohkan dari 131 juta angkatan kerja di Indonesia, 58 persen adalah
lulusan SD dan SMP.
Artinya, 6 dari 10 orang lulusan SD-SMP memiliki kemampuan di bawah rata-rata.
Sementara sisanya, 42 persen adalah lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi.
"Kalau dari 4 orang, kira-kira berarti tiga gugur. Berarti dari 10 orang hanya 1 yang
berpendidikan baik, dan pendidikannya itu sesuai dengan pasar kerja. Inilah kenapa
jawabannya jadi skill. Makanya, ketika pak Jokowi menyampaikan soal kartu
prakerja itu ya beliau ngerti masalah, dan itu tepat sasaran ketika dimunculkan
sebagai sebuah isu program," tutur Menteri Hanif.
Sebelumnya, capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi memamerkan
sejumlah program baru. Program itu antara lain, Kartu Sembako Murah, Kartu Pra-
Kerja, dan KIP Kuliah.
Dia mengatakan pemegang kartu pra-kerja yang belum mendapat pekerjaan,
meskipun telah mengikut pelatihan tak perlu khawatir. Jokowi menjelaskan bahwa
pemegang kartu ini tetap akan mendapatkan gaji.
"Kalau belum dapat pekerjaan (pengangguran) kartu itu juga akan memberikan
kayak honor, kayak gaji gitu. Tapi jumlahnya berapa masih kita rahasiakan," kata
Jokowi saat menghadiri acara ngopi bersama milenial Sulawesi Tenggara, di
Kendari, Jumat, 1 Maret 2019.
Page 25 of 100.