Page 204 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 SEPTEMBER 2021
P. 204
Ringkasan
Dalam usianya yang baru 1,5 tahun, Program Kartu Prakerja telah memberikan dampak
signifikan di tengah situasi sulit akibat pandemi. Sejak Gelombang 1 dibuka pada 11 April 2020
hingga pengumuman penerima Gelombang 20 pada 15 September 2021, program ini sudah
menjangkau 10,6 juta penerima manfaat. Rinciannya yakni 5,5 juta peserta pada 2020 serta 5,1
juta penerima Kartu Prakerja pada 2021.
SATU SETENGAH TAHUN BERJALAN, PROGRAM KARTU PRAKERJA JANGKAU 10,6
JUTA PENERIMA MANFAAT
Dalam usianya yang baru 1,5 tahun, Program Kartu Prakerja telah memberikan dampak
signifikan di tengah situasi sulit akibat pandemi. Sejak Gelombang 1 dibuka pada 11 April 2020
hingga pengumuman penerima Gelombang 20 pada 15 September 2021, program ini sudah
menjangkau 10,6 juta penerima manfaat. Rinciannya yakni 5,5 juta peserta pada 2020 serta 5,1
juta penerima Kartu Prakerja pada 2021.
“Pada 16 September 2021, kami kembali membuka pendaftaran baru, yakni Gelombang 21
dengan kuota 754.929 orang,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu
Prakerja Denni Puspa Purbasari saat memberikan kuliah umum dalam ‘Forum Pembangunan
Indonesia’ Magister Ekonomi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia bertopik ‘Peran Program Kartu Prakerja dalam Meningkatkan Keterampilan
Kerja’.
Mengutip data Badan Pusat Statistik pada 2020, Denni memaparkan bahwa pengangguran dan
kemiskinan di Indonesia naik akibat pandemi Covid-19. Pada 2016, jumlah penduduk miskin di
Indonesia sebanyak 27,76 juta atau 10,70 persen dari keseluruhan jumlah penduduk. Angka itu
terus menurun menjadi 24,79 juta atau menyentuh 1 digit dari keseluruhan jumlah penduduk
(9,22 persen). Namun, akibat pandemi, jumlah penduduk miskin kembali meningkat mencapai
27,55 juta (10,19 persen).
Tahun lalu, sebanyak 29,12 juta orang penduduk usia kerja terdampak pandemi Covid-19
dengan rincian 2,56 juta orang berhenti bekerja, 1,77 juta orang sementara tidak bekerja, dan
24,03 juta orang mendapatkan pengurangan jam kerja. Selain itu, ada 0,76 juta orang yang
kemudian ‘mutung’ tidak lagi bekerja dan tidak juga mencari kerja atau mencoba memulai usaha,
antara lain karena melihat lowongan kerja sedikit ataupun jualannya tidak laku.
Data Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menunjukkan, 89% penerima Kartu Prakerja
menganggur saat mereka mendaftar program ini. Bukan hanya menganggur karena PHK, namun
juga mereka yang fresh graduates dan sedang mencari kerja termasuk juga mereka yang
mutung tadi.
“Di sinilah Kartu Prakerja hadir memberi solusi tidak hanya untuk mereka yang terkena
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pandemi, tapi menjadi program pengembangan
kompetensi para pencari kerja dan juga pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi,
termasuk pelaku usaha mikro dan kecil,” kata Denni.
Berbicara di depan para mahasiswa program pascasarjana yang secara khusus mengambil
spesialis terkait ketenagakerjaan, doktor ekonomi lulusan University of Colorado at Boulder,
Amerika Serikat, itu memaparkan salah satu tantangan ketenagakerjaan Indonesia yakni tidak
berkualitasnya sisi supply pasar tenaga kerja kita.
203