Page 17 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2020
P. 17
KABAR DUKA PEKERJA MIGRAN YANG TAK PUTUS
Satu peti mati datang dari laut. Tak ada keluarga yang menyambut. Di darat, beberapa petugas
hanya bisa termangu menatap setitik siluet yang mencabik langit magrib di laut Pulau Galang.
Bayangan hitam itu adalah kapal berbendera China, Hai Ji Li, si pengirim kabar duka pengujung
tahun 2020.
Jasad dalam peti kayu berwarna coklat muda itu ialah Wendi Setia Pratama (25). Satu tahun
yang lalu, pemuda asal Kendal, Jawa Tengah, tersebut mendaftar bekerja di kapal ikan
berbendera China, Han Rong 365. Wendi dikabarkan meninggal pada 14 November 2020, saat
Han Rong 365 tengah beroperasi di perairan Oman, Timur Tengah.
Pemulangan jenazah Wendi bersamaan dengan repatriasi lima warga negara Indonesia (WNI)
lain, yang juga pekerja perikanan di kapal berbendera China, Han Rong 361 dan Han Rong 369.
Biaya kepulangan mereka ditanggung agen yang dulu menyalurkan mereka dari di Pemalang,
Jateng, yakni PT Puncak Jaya Samudera.
Sebelum dipulangkan ke Tanah Air, para WNI yang berada di tiga kapal berbeda itu disatukan
dulu ke Kapal Hai Ji Li. Kapal itulah yang akhirnya membawa mereka sampai ke lokasi labuh
jangkar di perairan Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Selanjutnya, petugas
gabungan yang dikoordinasikan Kementerian Luar Negeri menjemput mereka untuk dibawa ke
Pelabuhan PT Bias Delta Pratama Layup Anchorage, Rabu (30/12/2020).
"Belum ada keterangan medis yang resmi sehingga kami belum bisa memastikan penyebab
kematian almarhum. Yang pasti, setelah ini, jenazah akan segera diotopsi di RS Bhayangkara
Batam sebelum diterbangkan ke kampung halamannya," kata Direktur PT Puncak Jaya Samudera
Herman Suprayogi saat menghadiri proses pemulangan enam WNI tersebut.
Menurut dia, tidak lama setelah Wendi meninggal, Kapten Kapal Han Rong 365 sempat meminta
izin menurunkan jenazah di Oman agar selanjutnya dipulangkan ke Indonesia lewat Pakistan.
Namun, otoritas pelabuhan di Oman tidak mengizinkan Han Rong 365 merapat. Pemerintah
Oman tidak menerima jenazah orang asing saat pandemi Covid-19. "Kami bersikap transparan
kepada keluarga ABK yang meninggal karena ia diberangkatkan secara legal dan sesuai
prosedur. Keluarga almarhum juga sudah memberikan kuasa kepada perusahaan untuk
mengurus jenazah, termasuk surat persetujuan otopsi," ujar Herman.
Adapun lima WNI lain, yang kembali dalam kondisi hidup, akan segera dipulangkan ke daerah
asal setelah hasil tes usap PCR mereka keluar. Semua WNI yang dipulangkan itu merupakan
pekerja yang kontraknya sudah habis. Herman menyatakan, upah mereka sebagai pekerja
perikanan sudah diberikan secara penuh kepada keluarga masing-masing secara rutin setiap tiga
bulan sekali sejak awal mereka bekerja di kapal China.
Nasib ABK Indonesia di kapal ikan berbendera China menjadi perhatian publik setelah beredar
sebuah video yang memperlihatkan jenazah Herdianto, anak buah Kapal Lu Qing Yuan Yu 623,
dilarung ke Laut Somalia pada 16 Januari 2020. Berawal dari video tersebut, terungkap kisah
sengsara WNI lain yang bekerja di kapal perikanan asing.
Hal serupa pernah terjadi pada 23 November 2019. Taufik Ubaidilah, anak buah Kapal FV Fu
Yuan Yu 1218. Jenazahnya juga dilarung ke laut setelah meninggal karena kecelakaan kerja.
Sementara enam WNI yang lain melompat dari kapal. Empat orang diselamatkan kapal Filipina,
sedangkan dua lainnya tidak ditemukan.
"Kami tidak ingin jenazah WNI yang kami salurkan dilarung ke laut seperti kejadian sebelumnya.
Maka, kami meminta bantuan kepada Kemenlu untuk dapat memulangkan jenazah Wendi dan
beberapa orang lainnya yang kontrak kerjanya habis," kata Herman.
16