Page 37 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2020
P. 37
"Selama 100 tahun, keluarga terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan mereka tidak tahu apa-
apa selain bekerja di perkebunan kelapa sawit," kata Kartika Manurung, yang telah menerbitkan
laporan yang merinci masalah ketenagakerjaan di perkebunan Indonesia.
"Ketika saya. bertanya kepada anak-anak mereka ingin menjadi apa ketika mereka besar nanti,
beberapa gadis berkata, 'Saya ingin menjadi istri pekerja kelapa sawit.'" Investigasi AP terhadap
pekerja anak mengungkap kasus pemerkosaan, kerja paksa, perdagangan manusia, dan
perbudakan.
Reporter AP mengunjungi Malaysia dan Indonesia, berbicara dengan lebih dari 130 pekerja saat
ini dan mantan pekerja - sekitar dua lusin di antaranya pekerja anak - di hampir 25 perusahaan.
Lokasi mereka tidak diungkapkan dan hanya sebagian nama atau nama panggilan yang
digunakan karena khawatir mendapat pembalasan.
AP menemukan anak-anak bekerja di perkebunan dan berbagai laporan pelecehan dengan
meninjau laporan polisi dan dokumen hukum.
Wartawan juga mewawancarai lebih dari 100 aktivis, guru, pemimpin serikat pekerja, pejabat
pemerintah, peneliti, pengacara dan pendeta, termasuk beberapa yang membantu korban
perdagangan manusia atau kekerasan seksual.
Namun, Organisasi Perburuhan Internasional PBB (International Labour Organization/ILO)
memperkirakan 1,5 juta anak yang berusia antara 10 dan 17 tahun bekerja di sektor pertanian.
Minyak sawit adalah salah satu industri pertanian terbesar yang mempekerjakan sekitar 16 juta
orang.
Sementara di Malaysia, sebuah laporan pemerintah yang baru dirilis memperkirakan lebih dari
33 ribu anak bekerja di industri.
Mereka berada di bawah kondisi berbahaya - dengan hampir setengah dari mereka berusia
antara 5 dan 11 tahun.
Studi tersebut dilakukan pada 2018 setelah negara itu dikecam oleh pemerintah AS karena
mempekerjakan anak-anak.
Malaysia juga dikritik karena tidak secara langsung menangani banyaknya anak migran tanpa
dokumen yang disembunyikan di banyak perkebunan di negara bagian timurnya.
Indonesia adalah negara dengan populasi 270 juta dan produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Mereka sering kali membawa istri dan anak-anak mereka sebagai pembantu untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari yang sangat tinggi.
Sementara yang lain telah tinggal di perkebunan yang sama selama beberapa generasi,
menyediakan tenaga kerja pengganti.
Ketika seorang pemanen sawit pensiun atau meninggal, anggota keluarga yang lain
menggantikannya untuk mempertahankan rumah yang disubsidi perusahaan.
Ironisnya perumahan tersebut seringkali berbentuk gubuk bobrok tanpa air mengalir dan
terkadang dengan listrik terbatas.
36