Page 165 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 AGUSTUS 2021
P. 165
Abdi berharap pemerintah Indonesia meminta bantuan lembaga internasional untuk
mengeluarkan mereka sebab posisi awak kapal perikanan tesrebut berada di lokasi yang sulit
dan sulit dijangkau.
"Para awak kapal perikanan tersebut menginformasikan jika agensi kapal China bekerja sama
dengan pihak tertentu di Somalia untuk menjaga mereka agar tetap terkurung pada lokasi yang
terisolasi," kata Abdi.
Abdi menambahkan bahwa posisi saat ini makin sulit karena ABK Indonesia perikanan tersebut
telah terisolasi dalam kurun waktu yang cukup lama dan tanpa kepastian. "Mereka dalam kondisi
stres, ketakutan, sakit dan ditakutkan akan mengambil tindakan nekad seperti melarikan diri
atau melompat ke laut," kata Abdi.
Kapal Bendera China
Ke-13 awak kapal perikanan tersebut bekerjka di lima kapal ikan Tiongkok grup Liao Dong Yu.
"Berdasarkan pemantauan citra satelit yang kami peroleh saat ini terdapat dua kapal ikan yang
berada di area 1 mil perairan Bandar Bayla, patut diduga mereka terisolasi di kapal ini," kata
Abdi.
Adapun korban hilang dan meninggal dilaporkan terjadi pada kapal ikan Tiongkok bernama Liao
Dong Yu 571. "Meninggal akibat kecelakaan kerja yang terjadi pada hari jumat, 9 Juli 2021
menyebabkan korban meninggal 1 orang inisial FM dan 1 orang hilang di laut atas nama RS,"
kata Abdi.
Korban awak kapal perikanan yang terlantar dan hilang sebagian besar diberangkat oleh PT RCA
yang saat ini sudah tidak beroperasi.
Belum ada pihak yang bertanggung jawab atas serangkaian peristiwa dan kejadian yang
menyebabkan korban awak kapal Indonesia yang meninggal, hilang dan terlantar ini.
"Pemerintah Indonesia perlu melakukan tindakan penyelamatan dan pemulangan 13 orang dan
1 mayat yang saat ini berada di Somalia," tutup Abdi.
164