Page 159 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 DESEMBER 2021
P. 159
non prosedural atau illegal, maka bukan keberkahan yang akan didapatkan, tapi malah
penderitaan atau masalah," ungkap Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, Gede
Putu Aryadi, saat meninjau kegiatan pelatihan dan penyiapan 150 orang CPMI asal NTB dengan
negara tujuan penempatan Hongkong dan Taiwan di BLKLN Lombok Mandiri di Banyumulek
Lombok Barat, baru baru ini.
Dalam kunjungan bersama Staf Khusus Kementrian Tenaga Kerja RI, M.Yono dan Yusuf Setiawan
Koordinator Bidang Pembinaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia pada Ditjen Penempatan
Luar Negeri Kemenaker RI serta pejabat dari BP2MI tersebut, Ia mengingatkan bahwa kasus-
kasus menyedihkan yang menimpa PMI karena menempuh jalur non prosedural di waktu lalu,
tidak boleh ada lagi di masa depan.
Karena itu, Gubernur Dr. Zulkieflimansyahdan Wakil Gubernur Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah,
bersama para bupati/walikota se-NTB telah mencanangkan Program Zero Unprosedural PMI,
sejalan dengan Program "Sikat Sindikat penempatan non prosedural" yang dicanangkan BNP2MI
"Jika masih ada oknum sindikat atau calo/tekong, termasuk oknum petugas yang masih mencoba
melakukan perekrutan dan pengiriman CPMI secara non prosedural, maka akan kami libas. Ini
sudah menjadi komitmen bersama sebagai wujud kasih sayang pemerintah daerah untuk
menghindarkan CPMI kita dari masalah," tegas Gede.
Aryadi menegaskan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Taiwan dan Hongkong telah
kembali dibuka.
Menurutnya, pemerintah Taiwan dan Hongkong telah mengizinkan membuka kembali
penempatan PMI untuk semua sektor, termasuk sektor domistik atau asisten rumah tabgga
(ART).
Ia mengatakan Otoritas Taiwan sudah melakukan pembukaan penempatan untuk Calon Pekerja
Migran Indonesia (CPMI) atau tenaga kerja Indonesia (TKI) pada 11 November 2021.
Namun untuk bekerja diluar negeri butuh penyiapan diri dari sisi mental dan juga tekad yang
bulat bahwa bekerja diluar negeri semata-mata untuk mencari keberkahan rezekiNya.
Oleh sebab itu, sebelum berangkat perlu melengkapi diri dengan skill, penguasaan bahasa
negara penempatan dan juga pengenalan budaya setempat.
Menurutnya, pemerintah Hongkong dan Taiwan memiliki perhatian yang baik terhadap
perlindungan Pekerja Migran. Namun demikian, sebelum berangkat CPMI perlu memperhatikan
dan memahami isi kontrak kerja agar tidak mengalami masalah setelah di negara penempatan.
" Isi kontrak, situasi dan kondisi kerja serta budaya dinegara penempatan, itu yang perlu
dipelajari terlebih dahulu, dan yang paling penting adalah penguasaan bahasa setempat agar
mudah berkomunikasi nanti," pesannya.
158

