Page 221 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 DESEMBER 2021
P. 221

Ringkasan

              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  menyampaikan,  dengan  keputusan  Mahkamah
              Konstitusi  (MK)  yang  tetap  memberlakukan  Undang-Undang  (UU)  Cipta  Kerja,  maka  seluruh
              materi  dan  substansi  serta  aturan  sepenuhnya  tetap  berlaku  termasuk  pengaturan  tentang
              pengupahan.

              "Sebagaimana yang telah disampaikan Bapak Presiden beberapa waktu yang lalu, seluruh materi
              dan substansi serta aturan sepenuhnya tetap berlaku tanpa ada satu pasal pun yang dibatalkan
              oleh MK. Atas dasar itu, berbagai peraturan pelaksana UU Cipta Kerja yang telah ada saat ini,
              termasuk pengaturan tentang pengupahan masih tetap berlaku," kata Menteri Ketenagakerjaan
              Ida Fauziah dalam keterangannya, Jumat (3/12).



              KEMENAKER: ATURAN KEBIJAKAN PENGUPAHAN MENGIKUTI UU CIPTA KERJA

              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  menyampaikan,  dengan  keputusan  Mahkamah
              Konstitusi  (MK)  yang  tetap  memberlakukan  Undang-Undang  (UU)  Cipta  Kerja,  maka  seluruh
              materi  dan  substansi  serta  aturan  sepenuhnya  tetap  berlaku  termasuk  pengaturan  tentang
              pengupahan.

              "Sebagaimana yang telah disampaikan Bapak Presiden beberapa waktu yang lalu, seluruh materi
              dan substansi serta aturan sepenuhnya tetap berlaku tanpa ada satu pasal pun yang dibatalkan
              oleh MK. Atas dasar itu, berbagai peraturan pelaksana UU Cipta Kerja yang telah ada saat ini,
              termasuk pengaturan tentang pengupahan masih tetap berlaku," kata Menteri Ketenagakerjaan
              Ida Fauziah dalam keterangannya, Jumat (3/12).

              Ida menjelaskan, peraturan pelaksanaan klaster ketenagakerjaan yang menjadi mandat UU Cipta
              Kerja telah selesai dan diterbitkan sebelum putusan MK diumumkan. Alhasil, proses pengambilan
              kebijakan ketenagakerjaan saat ini harus tunduk pada aturan tersebut, tidak terkecuali mengenai
              pengupahan.

              "Oleh karenanya, saya kembali meminta kepada semua pihak khususnya para Kepala Daerah
              untuk  mengikuti  ketentuan  pengupahan  sebagaimana  diatur  dalam  PP  36/2021.  Saya  juga
              mengingatkan bahwa dalam PP tersebut tidak hanya mengatur tentang UM saja, tetapi juga
              terkandung  aturan  struktur  dan  skala  upah  yang  harus  diimplementasikan  oleh  pengusaha,"
              tuturnya.

              Ida memaparkan lebih jauh, terkait dengan UM sendiri merupakan instrumen jaring pengaman
              bagi  pekerja  atau  buruh  yang  tidak  boleh  dibayarkan  upah/gajinya  di  bawah  nilai  UM  yang
              berlaku  pada  satu  wilayah.  UM  juga  hanya  berlaku  bagi  pekerja/buruh  dengan  masa  kerja
              maksimal 12 bulan.

              "Dalam  pelaksanannya,  UM  tingkat  provinsi  atau  UMP  ditetapkan  oleh  Gubernur  setiap
              tahunnya," imbuhnya.

              Gubernur juga dapat menetapkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) dengan catatan rata-
              rata pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota dalam 3 tahun terakhir, lebih tinggi dari rata-rata
              pertumbuhan  ekonomi  provinsi,  atau  nilai  pertumbuhan  ekonomi  dikurangi  inflasi  kabupaten
              atau kota yang bersangkutan selama 3 tahun terakhir selalu positif dan lebih tinggi dari provinsi.

              Selanjutnya,  dalam  penetapan  UMK,  Gubernur  dapat  meminta  pertimbangan  Dewan
              Pengupahan Provinsi. UMK tersebut ditetapkan setelah UMP ditetapkan dan harus lebih tinggi
              dari UMP. Jika syarat tidak terpenuhi, maka Gubernur tidak dapat menetapkan UMK.

                                                           220
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226