Page 224 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 DESEMBER 2021
P. 224

Kepala Biro Humas Kemnaker Chairul Fadhly Harahap mengatakan, kebijakan ini berlaku mulai
              8 November 2021.
              "Sejak  Permenaker  ini  ditetapkan  pada  tanggal  8  November  2021,  maka  berlaku  seketika
              (kebijakan tersebut) pada tanggal itu juga," ujar Chairul saat dihubungi Kompas.com, Sabtu
              (4/12/2021).

              Sebelum  melakukan  perluasan,  Chairul  mengatakan,  pihaknya  telah  melakukan  koordinasi
              dengan Komite Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Kemenkeu.

              "Dalam  koordinasi  tersebut,  kami  sampaikan  bahwa  target  penyaluran  BSU  kepada  8,7  juta
              pekerja  sekiranya  tidak  tercapai  karena  berdasarkan  data  yang  diserahkan  oleh  BPJS
              Ketenagakerjaan hanya 6,9 juta data saja," ujar Chairul.

              Artinya, akan ada sisa anggaran mencapai Rp 1,7 triliun. Untuk mengefektifkan sisa anggaran
              tersebut, Kemnaker melakukan perluasan penerima BSU dengan merevisi Permenaker.

              Seperti diketahui, dalam penyaluran dana BSU, Kemnaker dibantu oleh BPJS Ketenagakerjaan
              untuk mengetahui data calon penerima BSU.

              Hingga Sabtu (4/12/2021), BPJS Ketenagakerjaan telah menyerahkan data calon penerima BSU
              sebanyak 8.314.948 dan yang sudah tersalurkan sebanyak 7.193.115.

              Rincian angkanya sebagai berikut.

              Nantinya, ada 517.120 calon penerima BSU melalui skema perluasan.

              Syarat pencairan BSU 2021 sebagaimana ketentuan terbaru dalam Permenaker Nomor 21 Tahun
              2021 adalah sebagai berikut:

              1. Warga Negara Indonesia yang dibuktikan dengan kepemilikan nomor Induk Kependudukan.
              2. Peserta aktif program jaminan sosial ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan sampai dengan
              bulan Juni 2021.

              3. Mempunyai Gaji/Upah paling banyak sebesar Rp 3.500.000,00 (tiga juta lima ratus ribu rupiah)
              per bulan.

              4. Diutamakan yang bekerja pada sektor usaha industri barang konsumsi, transportasi, aneka
              industri, properti dan real estate, perdagangan dan jasa kecuali jasa pendidikan dan kesehatan,
              sesuai dengan klasifikasi data sektoral di BPJS Ketenagakerjaan.

              Seperti diketahui, karena salah satu syarat penerima BSU yakni mereka yang bergaji di bawah
              Rp 3,5 juta per bulan, maka perluasan wilayah ini berlaku bagi mereka yang bekerja di wilayah
              dengan upah minimum lebih besar dari Rp 3,5 juta.

              Aturannya, upah minimum kabupaten/kota dibulatkan ke atas sesuai Pasal 3A ayat (3).

              Wilayah-wilayah tersebut yakni.

              1.  Provinsi  DKI  Jakarta  2.  Provinsi  Banten  3.  Provinsi  Jawa  Barat  4.  Provinsi  Jawa  Timur  5.
              Provinsi Kalimantan Utara 6. Provinsi Kepulauan Riau 7. Provinsi Papua.






                                                           223
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229