Page 47 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 09 SEPTEMBER 2019
P. 47
Bekerja di keluarga Aun Niyaf Alotibi di Dawadmi Wudak, Arab Saudi, Turini
menjadi asisten rumah tangga tersebut yang mengurusi berbagai kegiatan, mulai
dari mencuci, masak, dan membersihkan seluruh sudut rumah.
Nahasnya, selama 21 tahun bekerja di keluarga tersebut, Turini mengaku tidak
mendapatkan perlakuan menyenangkan dari majikannya itu, mulai dari tidak beri
gaji layak, proses pembuatan paspor, hingga menerima kekerasan verbal dari
anggota keluarga Aun Niyaf Alotibi.
Turini menuturkan, pada saat kontrak awal dengan perusahaan penyalur tenaga
kerja itu, ia hanya dijanjikan bekerja selama dua tahun, kemudian setelah dua tahun
meminta untuk pulang namun tidak diizinkan.
"Saya bingung, mau pulang tapi tidak tahu jalan. Kampung di sana sangat sepi,
majikan saya sangat kejam," kata Turini .
Pada saat bekerja di keluarga tersebut, Turini mengaku pernah menuntut bayaran
jasanya sebagai asisten rumah tangga, namun malah mendapatkan caci maki,
meskipun belum pernah disiksa fisik.
Turini mengatakan, selama bekerja di Arab Saudi, ia sama sekali tidak pernah
melakukan komunikasi baik melalui telepon atau pun surat dengan keluarganya di
Kabupaten Cirebon.
"Saya pasrah, sudah berpikiran bakal mati di sana. Tidak manusiawi, kerja dari jam
7 pagi sampai jam 11 malam," katanya.
Kabar hilangnya Turini , diketahui muncul sejak pertengahan 2014, tanda-tanda
keberadaan Turini muncul pada Maret 2019 dan langsung ditelusuri oleh Kedutaan
Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi..
Page 46 of 146.