Page 16 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 DESEMBER 2021
P. 16

keputusan  menaikkan  UMP  DKI  Jakarta  menjunjung  asas  keadilan  bagi  pihak  pekerja,
              perusahaan dan pemprov DKI Jakarta. Sebagai gambaran, pada tahun sebelum pandemi Covid-
              19, rata-rata kenaikan UMP di DKI Jakarta selama 6 tahun terakhir adalah 8,6%.

              "Dengan  kenaikan  Rp  225  ribu  per  bulan,  maka  saudara-saudara  kita,  para  pekerja  dapat
              menggunakannya  sebagai  tambahan  untuk  keperluan  sehari-hari.  Yang  lebih  penting  adalah
              melalui kenaikan UMP yang layak ini, kami berharap daya beli masyarakat atau pekerja tidak
              turun," ujar Gubernur Anies dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/12).

              Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta,
              Nurjaman menyayangkan keputusan Gubernur DKI Jakarta terkait hal tersebut. Ia menyebut,
              perhitungan kenaikan UMP tersebut tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku yakni
              PP 36 tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Nurjaman mengatakan, hingga saat ini Apindo DKI Jakarta belum menerima salinan Peraturan
              Gubernur terkait revisi kenaikan UMP 2022 sebesar 5,1% tersebut. Nantinya, setelah menerima
              salinan resmi aturan tersebut, pihaknya akan mengkaji dan berdiskusi dengan Kadin dan asosiasi
              lainnya.  Setelah  itu,  pihaknya  akan  berkomunikasi  dengan  Gubernur  DKI  Jakarta  terkait  hal
              tersebut. Jika tidak membuahkan hasil, maka Apindo DKI Jakarta akan melakukan upaya hukum.

              "Termasuk  upaya  mengajukan  mem  PTUN  kan  atas  kebijakan  Gubernur  tersebut,"  kata
              Nurjaman saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (19/12).

              Selain itu, Apindo DKI Jakarta juga telah mensosialisasikan kepada seluruh perusahaan di DKI
              Jakarta untuk mengikuti penetapan UMP 2022 yang ditetapkan Gubernur DKI Jakarta pada 21
              November 2021 yang telah sesuai PP 36 tahun 2021.

              "Karena UMP mesti ditetapkan pada 21 November, sekarang kalau ditetapkan Desember sudah
              bukan ketentuannya lagi," ucap Nurjaman.

              Dihubungi secara terpisah, Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan Kadin Indonesia, Adi
              Mahfudz Wuhadji mengatakan, keputusan merevisi UMP 2022 DKI Jakarta tidak sesuai dengan
              regulasi yang ada yakni PP nomor 36 tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Adi  mengatakan, penetapan  UMP  harus berdasarkan  kesepakatan  tripartit  yakni pemerintah,
              dunia usaha dan pekerja/buruh. Serta sesuai dengan formula yang terdapat dalam PP 36/2021.
              Oleh  karena  itu,  Adi  mengatakan,  pihaknya  akan  berkoordinasi  dengan  Kementerian  Dalam
              Negeri  dan  Kementerian  Ketenagakerjaan  terkait  revisi  kenaikan  UMP  2022  yang  dilakukan
              Pemprov DKI Jakarta.

              "Kami akan melakukan langkah hukum jika memang ini dirasakan terlalu memberatkan kami dan
              dirasa memaksakan karena itu dampak implikasi nya kemana-mana," ucap Adi saat dihubungi
              Kontan.co.id.

              Adi  menyatakan,  penetapan  UMP  yang  tidak  sesuai  regulasi  akan  berdampak  pada  tidak
              kondusifnya pengupahan di Indonesia. Adi mengatakan, kemungkinan meningkatnya pemutusan
              hubungan  kerja  (PHK)  imbas  dari  revisi  kenaikan  UMP  DKI  2022  yang tidak  sesuai  regulasi.
              Bahkan,  perusahaan  bisa  saja  tutup  karena  tidak  mampu  membayar  UMP yang  tidak  sesuai
              dengan regulasi.
              "Yang dunia usaha butuhkan adalah kepastian hukum," tutur Adi..






                                                           15
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21