Page 288 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 DESEMBER 2021
P. 288

UMP JAKARTA DIREVISI, PENGUSAHA TUNGGU PENJELASAN ANIES

              Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan merivisi kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2022
              dari  0,85  persen  menjadi  5,1  persen  atau  Rp  225.667.  Para  pengusaha  pun  menunggu
              penjelasan Anies.

              Ketua  Himpunan  Pengusaha  Pribumi  Indonesia  (HIPPI)  Jakarta,  Sarman  Simanjorang
              mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima dan membaca salinan SK Gubernur yang
              merivisi UMP DKI Jakarta tahun 2022 yang tadinya naik sebesar 0,85 persen berdasarkan formula
              yang diatur dalam PP No 36 Tahun 2021 tentang pengupahan menjadi 5,1 persen

              “Kami baru membaca pemberitaan dari media,” ujarnya kepada RM.id, Sabtu (18/12).

              Sarman  mengatakan,  penetapan  UMP  DKI  Jakarta  2022  memang  mendapat  penolakan  dari
              Serikat Pekerja dengan melakukan demo di Balai Kota karena dianggap terlalu kecil. Gubernur
              DKI Jakarta telah menyurati Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri Tenaga Kerja RI bernomor
              533/-85.15 tertanggal 22 November 2021 yang berisikan bahwa formula penetapan UMP DKI
              Jakarta 2022 tidak cocok dengan kondisi Jakarta dan diminta untuk dirubah.

              Nah yang menjadi pertanyaan apakah Menteri Tenaga Kerja sudah menjawab surat Gubernur
              tersebut sehingga ada peluang untuk merevisi UMP DKI 2022 yang telah ditetapkan. “Tentu kami
              dari  pelaku  usaha  meminta  klarifikasi  dari  Menteri  Tenaga  Kerja,  karena  merekalah  yang
              bertanggung jawab menegakkan aturan dan regulasi yang berkaitan dengan penetapan UMP,”
              ujarnya.

              Sarman menghormati itikad baik Anies yang ingin memperjuangkan nasib warganya, namun
              semua  ada  dasar  hukum  dan  regulasinya.  Disinilah  peran  Kementerian  Tenaga  Kerja  untuk
              mengawal regulasi yang ada dan memberikan kepastian hukum bagi dunia usaha.

              “Karena menyangkut UMP merupakan kepentingan bersama antara pengusaha dan pekerja,”
              ujarnya.

              Dia  menyerahkan  sepenuhnya  masalah  ini  kepada  Kementerian  Ketenagakerjaan  agar
              meluruskan dan memastikan bahwa proses penetapan UMP sesuai dengan regulasi yang telah
              ditetapkan.  Ini  segera  diluruskan  supaya  tidak  berkepanjangan,  karena ditakutkan  nanti  ada
              pihak pengusaha yang mengungat revisi UMP ini akan semakin tidak produktif.

              “Di  sisi  lain  kita  masih  berjuang  memulihkan  perekonomian  ditengan  pandemi  Covid-19,”
              ujarnya. [DIT]

























                                                           287
   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293